Senin, 22 Juni 2009

Sambungan Masa Dewasa

BAHAYA PERSONAL DAN SOSIAL PADA DEWASA DINI
Pertemuan Tanggal 21 Juni 2009

Bahaya yang bersifat personal dan sosial pada masa dewasa dini berasal dari kegagalan untuk menguasai beberapa atau sebagian besar tugas perkembangan yang penting pada usia tersebut. Akibatnya seorang individu tampak “belum matang" dibandingkon dengan orang dewasa muda lainnya
Hingga umur 30 tahun, biasa apabila pria atau wanita kurang matang dalam beberapa aspek perilaku tertentu, tetapi pada saat yang sama kematangan dalam aspek perilaku lainnya tampak jelas. Secara bertahap, lewat prestasi dan harapan baru dari kelompok sosial, sikap ketidakmatangan yang menandai awal periode ini menghilang, digantikan oleh perkembangan yang lebih seimbang dan lebih matang.

Bahaya Fisik
Bahaya fisik yang paling penting dan yang paling umum pada masa dewasa dini adalah bentuk fisik dan penampilan yang kurang menarik yang mempersulit penyesuaian diri pribadi dengan kehidupan sosial.

Badan yang kurang sehat dan cacat yang tidak dapat disembuhkan atau ditutupi sama berbahayanya bagi penyesuaian diri pribadi dan sosial pada masa dewasa dini seperti pada masa kanak-kanak dan remaja. Orang dewasa yang mempunyai hambatan fisik karena kesehatannya buruk tidak dapat mencapai keberhasilan maksimum mereka dalam pekerjaan atau pergaulan sosial.

Akibatnya frustrasi; makin sering mereka melihat orang sebenarnya berpotensi kurang dari mereka berhasil, semakin besar rasa frustrasi mereka. Apabila rasa frustrasi mendorong mereka untuk berusaha terlalu keras dalam persaingan dengan teman seusia yang tidak mempunyai hombaton fisik, maka lama kelamaan mereka akan mengalami ketegangan mental (mental distress) yang kelak akan mendatangkan serangan jantung.

Wanita yang cantik dan luwes biasanya akan lebih berhasil dalam perkawinan dibandingkon wanita yang tidak menarik, sedangkan bagi baik pria moupun wanita penampilan yang menarik merupakan modal dalam dunia bisnis. Mereka sudah dapat dipastikan akan maju lebih cepat dengan lebih sedikit usaha dibandingkon mereka yong tidak menarik. Kepemimpinan dalam berbagai organisasi, biasanya diserahkan pada orang yang menarik, seperti juga halnya pada masa remaja.

Hambatan Keagamaan

Dua hambatan keagamoan yang penting pada masa dewasa ini yaitu:
1. Berhubungan dengan penyesuaian dengan nilai atau kaidah agama baru, yang menggantikan agama yang dianut keluarganya pada masa kanak-kanaknya. Orang dewasa muda tertenu menerima agama baru karena agama ini tampaknya lebih sesuai dengan minat dan keyakinan pribadi mereka di bandingkan agama keluarganya. Orang dewasa muda lainnya menerima agama baru ketika mereka menikah dengan tujuan menyenangkan hati pasangan mereka atau keluarga pasangan itu. Apapun alasan untuk menerima agama baru tersebut, sudah tentu akan ada masalah penyesuaian yang berhubungan dengan tata cara ibadat agama baru itu.

2. Terjadi pada perkawinan campuran jika keluarga pasangan itu mendesak mereka agar menerima salah satu agama. Bahkan jika orang muda tidak begitu tertarik pada agama apapun, mereka menolak membiarkan orang lain atau salah satu fihak mendiktekan ajaran agama mana yang wajib bagi mereka. Mereka juga menolak implikasi bahwa agama mereka lebih inferior dari agama pasangan mereka. Tuntutan menganut agama tertentu secara implisit mengisyaratkan bahwa agama yang satunya kurang baik.

Bahaya Sosial
Banyak anak dewasa muda menemui bahaya-bahaya dalam usaha mereka untuk menyesuaikan diri dengan kelompok sosial mereka.

Tiga hambatan yang umum:

1. Orang muda mengalami kesulitan untuk bergabung dengan satu kelompok sosial yang cocok. Ada beberapa kondisi yang menyebabkan ini, wanita yang terikat oleh tangungjawab rumah tangga mungkin tidak mempunyai waktu atau uang untuk kegiatan sosial yang sebelumnya dia lakukan. Situasi seperti ini mengakibatkan rasa tidak puas yang sering mempengaruhi kepuason dengan perkawinan. Begitu juga pria, karena tekanan pekerjaan dan tanggung jawab keluarga yang berat, dan melelahkan dan menyita waktu, sering mengalami kesulitan dalam bergabung dengan kelompok yang cocok, sehingga mereka tidak puas dengan kehidupan mereka.


2. Rasa tidak puas dengan peran yang harus dimainkannya untuk memenuhi harapan kelompok. Orang dewasa yang terbiasa memainkan peran pemimpin pada masa remaja sekarang mengalami kesulitan memainkan peran pengikut jika keadaan memaksanya mengambil peran tersebut.

Mobilitas Sosial
Orang yang bermobilitas sosial tinggi menghadapi jauh lebih banyak dilema dibandingkan orang yang bermobilitas sosial rendah karena mereka harus menyesuaikan diri dengan berbagai kelompok sosial yang baru yang memiliki nilai-­nilai dan standar perilaku baru.
Keluarga yang bergerak naik pada tangga sosial misalnya, pindah ke pemukiman baru, melepaskan hubungan dan nilai lama, dalam pergaulan memilih antara duo belas, menjadi anggota organisasi sosial baru, menghentikan berkumpul dan beramah tamah dengan bekas tetangga yang dulu. Hal ini menjadi hiburan yang digemari oleh individu.

Bahaya Peran Seks
Dengan adanya pertentangan mengenai peran seks yang direstui dewasa ini, maka baik konsep tradisional maupun konsep egalitarian mengandung resiko. Penerimaan peran seks tradisional merupakan hambatan kejiwaan yang penting yang harus ditanggulangi dalam, kehidupan pribadi dan sosial.
Konsep peran seks tradisional mempunyai pengaruh yang sangat besar pada penyesuaian diri orang muda.

Misalnya:
Seorang pria mungkin akan melakukan berbagai macam upaya untuk membuktikan pada dirinya sendiri dan orang lain bahwa dia benar-benar maskulin. Salah satu caranya dengan menguras tenaga dan mengabaikon tanda bahaya bahwa kesehatannya menurun, karena ia yakin bahwa tidaklah jantan untuk mengkhawatirkan kesehatan atau dia mungkin kurang menghargai sifat-sifat kewanitaan hingga lama kelamaan ia selalu ingin menunjukkan superioritasnya dalam hubungan dengan wanita.

Wanita, karena dipandang rendah dan diperlakukan sebagai lebih inferior dari laki-­laki, sering mengembangkan "Kompleks Kelompok Minoritas" yaitu suatu keyakinan yang diwarnai emosi bahwa mereka inferior, yang mirip dengan apa yang dialami oleh anggota-anggota kelompok minoritas agama atau suku bangsa. Selanjutnya, wanita dikondisikan untuk merasa takut akan keberhasilan, khususnyo kegiatan yang melibatkon laki-laki karena mereka percaya bahwa keberhasilan mengisyaratkan mereka tidak feminin.

POKOK-POKOK PENTING
Masa dewasa dini merupakan masa paling panjang dalam kehidupan.
Merupakan masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif, penuh masalah, ketegangan emosional, masa ketergantungon, perubahan nilai, kreativitas, penyesuaian terhadap pola hidup baru.
Masa efisiensi fisik, kemampuan motorik, mental, motivasi, panutan yang baik.
Terjadi perubahan pada minat dan berkurangnya keragaman minat.



Minat pribadi pada penampilan (pakaian, tata rias) sebagai lambang kedewasaan dan status.
Terdapat perbedaan minat rekreasi dan permainan dengan masa anak karena adanya perubahan peran dan pola hidup.
Kegiatan sosial dibatasi tekanan pekerjaan dan keluarga. Menurut Erickson, terjadi krisis isolasi, yaitu kesepian karena terisolasi dari kelompok sosial.
Mobilitas sosial pada pria karena usaha sendiri, pada wanita karena menikah dengan pria yang statusnya lebih tinggi.


Bahaya fisik karena bentuk fisik dan penampilan yang tidak menarik, sehingga mempersulit penyesuaian diri terhadap kehidupan sosial.
Mendapatkan kelompok sosial tempat mengidentifikasikan diri

PENYESUAIAN PEKERJAAN DAN KELUARGA
Dunia Kerja Masa Dewasa Dini

Empat fase siklus pekerjaan:
1. Seleksi dan mulai bekerja
2. Penyesuaian diri
3. Memelihara karir
4. Pensiun

Fase 1 & 2 terjadi pada masa dewasa dini
Fase 3, terjadi pada masa dewasa madya
Fase 4, terjadi pada masa dewasa tua

First job biasanya terjadi pada masa dewasa dini
Dewasa dini merupakan job hopping
Mencari pekerjaan adalah hal yang sulit karena sempitnya lapangan pekerjaan.

DUNIA KERJA & GENDER

Perempuan dan laki-laki bekerja untuk menabung, mencapai prestasi dan memenuhi kebutuhan pribadi.
Terjadi fenomena global dalam hal peningkatan jumlah perempuan yang bekerja.
Trend later marriage, later childbearing dan smaller families memberi peluang besar bagi perempuan untuk bekerja.
Pada masa pengasuhan anak, pada umumnya perempuan akan bekerja paruh waktu atau pekerjaan dengan waktu yang lebih fleksibel.


Pilihan pekerjaan perempuan lebih bervariasi dibandingkan masa lalu, seperti manajer, eksekutif, akuntan, wartawan, dokter, psikolog, insinyur.
Terdapat perbedaan penyesuaian diri perempuan dan laki-laki terhadap pekerjaan.
Penyesuaian diri laki-laki terhadap pekerjaan lebih ditentukan oleh kesempatan jalankan peran dan wewenang, kerja yang sesuai pendidikan, gaji.
Penyesuaian diri perempuan terhadap pekerjaan lebih ditentukan oleh kesempatan mengembangkan diri dan aspirasi. Namun, terasa sulit jika menjalankan peran ganda dan ditolaknya kepemimpinan perempuan.

PENYESUAIAN PERKAWINAN
Banyaknya pertambahan model keluarga menjadikan proses penyesuaian hidup sebagai suami istri sulit. Tingkat kesulitan ini semakin besar apabila salah seorang anggota keluarga menjadi besar dimana gaya hidupnya berbeda sekali dengan anggota lainnya dalam keluarga.

Misalnya:
Seorang wanita yang dahulu kehidupan masa anak-anaknya di rumah dibesarkan dalam keluarga inti mungkin akan kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan atau kondisi baru dan masalah yang timbul ketika dia menikah dengan pria yang mempunyai latar belakang keluarga yang besar.


Kondisi yang berpengaruh terhadap kesulitan dalam penyesuaian perkawinan:
1. Persiapan yang terbatas untuk perkawinan
Walaupun dalam kenyataan sekarang penyesuaian seksual lebih mudah ketimbang pada masa lalu, karena banyak informasi tentang seks yang tersedia baik di rumah, sekolah, universitas, tempat lain, kebanyakan pasangan suami istri hanya menerima sedikit persiapan di bidang keterampilan domestik, mengasuh anak, dan manajemen keuangan.


2. Peran dalam perkawinan
Kecendrungan terhadap perubahan Peran dalam pekawinan bagi pria dan wanita, dan konsep berbeda tentang peran ini yang dianut kelas sosial dan kelompok religius yang berbeda membuat penyesuaian dalam perkawinan semakin sulit sekarang daripada di masa lalu ketika Peran masih begitu ketat di anut.


3. Kawin muda
Perkawinan dan kedudukan sebagai orang tua sebelum orang muds menyelesaikan pendidikan mereka dan secara ekonomis Independen membuat meeka tidak mempunyai pengalaman yang dipunyai oleh teman-teman yang tidak kawin atau orang-orang yang telah mandiri sebelum kawin. Hal ini mengakibatkan sikap iri hati dan menjadi halangan bagi penyesuaian perkawinan.

4. Konsep yang tidak realistis tentang Perkawinan
Orang dewasa yang bekerja di sekolah dan peguruan tinggi, dengan sedikit atau tidak mempunyai pengalaman kerja, cenderung mempunyai konsep yang tidak realistis tentang makna perkawinan berkenaan dengan pekerjaan, pembelanjaan uang, atau perubahan dalam pola hidup.


5. Perkawinan campur
Penyesuaian terhadap kedudukan sebagai orang tua dengan para saudara dari pihak istri dan sebatihnya, jauh lebih sulit dalam perkawinan antar agama daripada bila keduanya berasal dari latar belakang budaya yang sama.

6. Pacaran yang dipersingkat
Periode atau masa pacaran lebih singkat sekarang ketimbang masa lalu, dan karena itu pasangan hanya sedikit waktu untuk memecahkan banyak masalah tentang penyesuaian sebelum mereka melangsungkon perkawinan.


7. Konsep perkawinan yang romantis
Banyak orang dewasa yang mempunyai konsep perkawinan yang romantis yang berkembang pada masa remaja. Harapan yang berlebihan tentang tujuan dan hasil perkawinan sering membawa kekecewaan yang menambah kesulitan penyesuaian terhadap tugas dan tanggungjawab perkawinan.

8. Kurangnya identitas diri
Apabila seseorang merasa bahwa keluarga, teman, dan rekannya memperlakukannyasebagai "suami" atau apabila wanita merasa bahwa kelompok sosial menganggap dirinya sebagai "ibu rumah tangga", walaupun dia seorang wanita karir yang berhasil, ia bisa saja mempunyai kehilangan identitas diri sebagai individu yang sangat dijunjung dan dinilai tinggi sebelum perkawinan.

Ada 4 pokok masalah penyesuaian diri dalam perkawinan
Penyesuaian dengan Pasangan
Penyesuaian Seksual
Penyesuaian Keuangan
Penyesuaian dengan Pihak Keluarga Pasangan

BAHAYA PERCERAIAN
Perceraian merupakan kulminasi dari penyesuaian perkawinan yang buruk, dam terjadi bila antara suami-istri sudah tidak mampu lagi mencari cara penyesuaian masalah yang dapat memuaskan kedua belah pihak.

Kondisi yang Mempengaruhi Stabilitas Perkawinan
Jumlah anak
Kelas sosial
Kemiripan latar belakang
Saat menikah
Alasan untuk menikah
Saat pasangan menjadi orang tua
Status Ekonomi
Model pasangan sebagai orangtua
Posisi umum masa kecil keluarga
Mempertahankan identitas


Efek Perceraian

Efek traumatik dari perceraian biasanya lebih besar daripada efek kematian, karena sebelum dan sesudah perceraian sudah timbul rasa sakit dan tekanan emosional, serta mengakibatkan cela sosial.
HOZMAUDAN FROILAND mengatakan ada lima tahap penyesuaian setelah perceraian:
menyangkal bahwa ada perceraian
timbul kemarahan dimana masing-masing individu tidak ingin saling terlibat
dengan alasan pertimbangan anak, mereka berusaha untuk tidak bercerai
mereka mengalami depresi mental ketika mereka tahu akibat menyeluruh dari perceraian terhadap keluarga
akhirnya mereka setuju untuk bercerai

 
MASA DEWASA MADYA PENYESUAIAN PRIBADI DAN SOSIAL

Pada umumnya usia madya atau usia setengan baya dipandang sebagai masa usia antara 40-60 tahun. Masa tersebut pada akhirnya ditandai oleh adanya perubahan­perubahan jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik, Sering pula diikuti oleh penurunan daya ingat.

Meningkatnya kecendrungan untuk pensiun pada usia enampuluhan sengaja ataupun tidak sengaja usia 60-an tahun dianggap sebagai garis batas antara usia madya dengan usia lanjut. Jadi batasnya bukan usia 65 tahun.



KARAKTERISTIK USIA MADYA
Usia Madya Merupakan Periode yang Sangat ditakuti
Usia, Madya adalah Masa Stres
Usia Madya adalah "Usia yang Berbahaya“
Usia Madya adalah "Usia Canggung" (awkward age)
Usia Madya adalah Masa Berprestasi
Usia Madya Merupakan Masa Evaluasi
Usia Madya dievaluasi dengan Standar Ganda
Usia Madya Merupakan Masa Sepi (empty nest)




Tandatanda Ketuaan Yang Paling Nyata Menjadi Masalah Pada Pria dan Wanita:
Berat Badan Bertambah
Berkurangnya Rambut dan beruban
Perubahan pada Kulit
Tubuh menjadi gemuk
Perubahan Otot
Masalah Persendian
Perubahan Pada Gigi
Perubahan Pada Mata


Perubahan Seksual
Sejauh ini, penyesuaian fisik yang paling sulit dilakukan oleh pria dan wanita pada usia madya terdapat pada perubahan pada kemampuan seksual mereka. Wanita memasuki masa menopause (merupakan masa kritis bagi wanita) atau perubahan hidup, di mana masa-masa menstruasi berhenti, dan mereka kehilangan kemampuan memelihara anak. Sedangkan pria mengalami masa klimakterik pria.


Sindrom Menopause
Menstruasi berhenti
Sistem reproduksi menurun dan berhenti
Penampilan kewanitaan menurun
Ketidaknyamanan Fisik
Berat badan bertambah
Penonjolan
Perubahan kepribadian


Sindrom Klimakterik
Rusaknya Fungsi Organ Seksual
Nafsu Seksual Menurun
Penampilan Kelakian Menurun
Gelisah Akan Kepriaannya
Ketidaknyamanan fisik
Menurunnya Kekuaton dan daya tahan Tubuh
Perubahan Kepribadian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar