Rabu, 10 Juni 2009

Pertemuan XI (Perkembangan Emosi Pada Masa Remaja)

Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai masa "storm and stress" / "badai dan tekanan", yaitu suatu masa di mana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar.

Tidak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan. Misalnya, masalah yang berhubungan dengan percintaan. Bila kisah cinta berjalan lancar, remaja menjadi bahagia, tetapi mereka menjadi sedih bilamana percintaan kurang lancar. Demikian juga menjelang berakhirnya masa sekolah para remaja mulai mengkhawatirkan masa depan mereka.

Pada masa remaja terjadi peningkatan emosi, dimana remaja menjadi:

Tidak aman
Timbul ketegangan
Tidak dapat menyesuaikan diri
Berperilaku impulsif
Bermasalah pada diri maupun lingkungan

Sehingga seringkali masa ini merupakan UNHAPPY AGE.


Peningkatan emosi terjadi pada awal remaja usia 11-12 tahun dan berakhir masa anak sampai dengan akhir early adult.

Menurun kembali pada usia 16 tahun, dan pada akhir remaja (17-18 tahun) meningkat kembali di dalam hubungan dengan level of aspiration menuju sekolah.

Sebab-sebab Peningkatan Emosi

Peningkatan emosi terjadi sebagai akibat adanya masalah-masalah sosial, dimana lingkungan sosial lebih mendorong peningkatan emosi individu, yaitu:

Penyesuaian pada lingkungan baru
Harapan sosial untuk lebih bertingkah laku lebih matang
Aspirasi yang tidak realistik
Penyesuaian diri dengan lawan jenis kelamin
Masalah sekolah dan pekerjaan
Hubungan keluarga yang tidak harmonis

Pola Emosi Pada Masa Remaja
1. Amarah
Adanya perlakuan-perlakuan yang tidak sesuai dengan keinginannya akan menyebabkan individu merasa marah. Perlakuan itu seperti menganggap "masih kecil", merasa "tidak ditemukannya keadilan", dll.
Ungkapan marahnya tidak seperti anak kecil yang meledak-ledak, tapi lebih memperlihatkannya dengan menggerutu, diam, atau bahkan mengkritik langsung dengan suara yang lantang.

2. Takut
Pembiasaan, peniruan dan ingatan tentang pengalaman yang kurang menyenangkan berperan penting dalam menimbulkan ketakutan. Kebanyakan remaja menghindar atau lari dari rasa ketakutan itu.

3. Cemburu
Remaja akan merasa cemburu juga kalau perhatian orang tua atau orang lain tidak kepada dirinya, melainkan lebih memperhatikan orang lain.

4. Ingin tahu
Remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terutama kepada lingkungan. Beda dengan masa anak, kalau anak memiliki rasa ingin tahu mengenai tubuhnya atau dirinya sendiri. Rasa ingin tahu yang tinggi ini kalau tidak dibarengi dengan pengetahuan, maka akan menimbulkan hal yang negatif nantinya untuk anak.

5. Iri hati
Merasa iri dengan apa yang dipunyai oleh temannya. Biasanya anak hanya bisa mengeluh. Kalau remaja, perasaan itu nantinya membuat dia ingin mendapatkannya dengan mencari kerja sambilan, sehingga dia mendapatkan uang. Dan tidak jarang, nantinya remaja itu bisa berhenti sekolah karena sudah bisa menghasilkan uang.

6. Gembira
Remaja akan merasa gembira kalau apa yang dia inginkan dapat dia capai dan dia lakukan.

7. Sedih
Remaja akan merasa sedih kalau kehilangan seseorang atau sesuatu yang dicintainya. Remaja biasanya mengungkapkannya dengan sedih atau kompensasi kemakanan.

8. Kasih sayang
Remaja sudah mau belajar mencintai orang, benda atau binatang yang menyenangkan. Biasanya sudah bisa diungkapkan langsung secara lisan oleh remaja.

Bentuk-bentuk Emosi
1. emosi yang menyenangkan
Perasaan senang, bahagia, kasih sayang, cinta
2. emosi yang tidak menyenangkan
Takut, cemas, sedih, kesal, kecewa, frustrasi, marah.

Jenis-Jenis Emosi Menurut W.Wundt (1832-1920)
Ada 3 pasang kutub emosi

Lust - Unlust (senang - tidak senang)
Spannung - Losung (tegang - tidak tegang)
Erregung - Berubigung (semangat - tenang)

Seorang melihat harimau, keadaan emosinya unlust,spannung, erregung.
Seorang mahasiswa yang lulus: lust, losung, berubigung


Emosi yang banyak terjadi pada saat remaja, biasanya dikenal dengan emosi yang menggebu-gebu. di satu pihak, emosi yang menggebu-gebu ini sangat menyulitkan terutama bagi guru dan orang tua. Tapi, di pihak lain, emosi seperti ini bermanfaat untuk remaja. remaja itu terus mencari identitas dirinya.

Emosi ini disebabkan oleh konflik peran yang sedang dialami remaja. Ia ingin bebas, tapi masih tergantung pada orang tua. Ingin dianggap dewasa, sementara masih diperlakukan seperti anak kecil. Dengan adanya emosi itu remaja secara sertahap mencari jalannya menuju kedewasaan, karena reaksi orang-orang di sekitarnya terhadap emosinya akan menyebabkan si remaja belajar dari pengalaman untuk mengambil langkah-langkah yang terbaik

Kematangan Emosi

Kriterianya
1. Dapat menginterpretasikan rangsang-rangsang emosi dari lingkungan remaja seharusnya sudah dapat menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara emosional, tidak bereaksi tanpa berpikir sebelumnya seperti anak-anak atau orang yang tidak matang. Dengan begitu remaja mengabaikan banyak rangsangan yang tadinya dapat menimbulkan ledakan emosi. Remaja yang emosinya matang memberikan reaksi emosional yang stabil, tidak berubah-ubah dari satu emosi atau suasana hati yang lain.

Untuk mencapai kematangan emosi, remaja harus belajar memperoleh gambaran tentang situasi-situasi yang dapat menilbulkan reaksi emosional. Caranya adalah dengan membicarakan berbagai masalah pribadinya dengan orang lain. Karena keterbukaan, perasaan dan masalah pribadi dipengaruhi sebagian oleh rasa aman dalam hubungan sosial.

2, Dapat mengontrol reaksi-reaksi emosi pada rangsangan emosional. Untuk mencapai kematangan ini digunakanlah katarsis emosi. Katarsis emosi itu seperti melakukan latihan fisik yang berat, bermain atau bekerja, tertawa atau menangis.
PERKEMBANGAN SOSIAL MASA REMAJA
Sosialisasi : bertingkah laku sesuai dengan harapan kelompok sosial

Perilaku Sosial:
1. perilaku yang sesuai dengan harapan sosial (kriteria remaja sosial)
2. Asosial
3. Anti Sosial

Kriteria Remaja Sosial
Perilaku sesuai dengan standar sosial yang telah ditentukan
Memegang peran sosial dengan yang telah ditentukan oleh kelompok. Misal, siswa berperan sebagai siswa layaknya
Sikap sosial yang mengarah kepada perilaku yang dibenarkan berarti memiliki minat sosial yang baik
4. Dengan perilaku sosial tersebut individu mempunyai kepuasan pribadi


Sosialisasi Yang Baik:
Bila individu dapat aktif melakukan aktivitas sosial, sesuai dengan norma yang berlaku.

Kegunaan Sosialisasi:
Mengurangi ketegangan sosial, akibat hubungan yang kurang baik dengan orang tua. Misalnya dengan mencari teman sebaya, dapat menimbulkan rasa aman.
Untuk melakukan berbagai kegiatan dengan kelompok sosial

Perubahan Sosialisasi

Transisi
Anak Remaja
Lingkungan Sosial Lingkungan Sosial
- orang tua
- keluarga - teman sebaya

Hal yang Penting dalam Sosialisasi Remaja
1. Penyesuaian diri dengan teman sebaya
Karena remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama teman-temannya, maka dapat di pahami pengaruh dari teman sebaya itu dapat mempengaruhi sikap, pembicaraan, minat, penampilan daripada pengaruh keluarga.
Misalnya, bila berpakaian sesuai dengan anggota kelompok yang lain, maka akan cepat diterima sebagai anggota kelompok. Begitu juga misalnya dengan anak laki-laki. Ingin bergabung dengan kelompok lain dengan merokok, minum beralkohol, dll.


2. Perubahan dalam perilaku sosial (terutama dengan Lawan jenis)
Dalam waktu yang singkat, remaja mengadakan perubahan yaitu dari tidak menyukai lawan jenis sebagai teman, menjadi lebih banyak menyukai lawan jenisnya dari pada sesama jenis. Pada masa itu, kegiatan sosial sangat Sering dilakukan sehingga membuat remaja mempunyai kesempatan dalam memperbaiki wawasan sosial. Remaja dapat menilai teman-temannya dengan lebih baik, sehingga penyesuaian diri dalam situasi sosial sertambah baik dan pertengkaran menjadi berkurang.


3. Pengelompokan sosial yang baru (bermain pada masa anak beralih ke kegiatan lain).
Biasanya pada masa anak-anak, hal yang terpenting yang dilakukan adalah bermain. Tetapi, masa remaja ini, sudah terjadi perubahan minat, dan tergantung pada kelompok bermain. Kelompok yang terlalu banyak anggotanya, akan cenderung bubar apabila remaja tersebut mempunyai pekerjaan karena dalam dunia kerja, mereka mendapatkan lingkungan yang individu, kecuali kalau remaja itu setelah selesai di SMU belum mendapatkan pekerjaan dan masih tetap bertemu dengan teman-temannya,maka ada kemungkinan untuk selalu tetap bermain.


4. Nilai-nilai baru dalam seleksi persahabatan (tergantung minat)
Pada masa remaja,, menginginkan teman yang mempunyai minat dan nilai yang sama, yang dapat mengerti dan membuatnya rasa aman, dan teman yang dapat dipercaya, yang dapat diajak berbicara. Minat terhadap Lawan jenis sertambah besar sehingga remaja seringkali lebih menyukai Lawan jenis sebagai teman meskipun tetap masih melanjutkan persahabatan dengan beberapa teman sejenis.


Pada masa remaja ini popularitas juga sangat diperlukan. Tetapi, semakin bertambahnya usia, remaja lebih memilih jenis teman dari pada jumlah teman. Remaja lebih ingin memilih teman sendiri tanpa mau ikut campur dari orang dewasa. Tetapi dengan remaja memilih teman sendiri, banyak terjadi masalah seperti tidak sesuainya sifat atau karakter teman itu dengan kita, sehingga menimbulkan permasalahan. Kadangkala remaja cenderung kritis terhadap teman­teman yang tidak memenuhi standar mereka dan berusaha memperbaiki teman-temannya. Akibatnya, banyak teman yang menjauh dan menghindar.


5. Nilai-nilai baru dalam dukungan dan penolakan sosial (tuntutan sosial)
Remaja dituntut untuk bisa berperilaku sesuai dengan tuntutan sosial sehingga mereka dapat diterima dalam lingkungan sosial.


6. Nilai-nilai baru dalam seleksi pemimpin
Remaja menginginkan pemimpin yang berkemampuan tinggi sehingga dapat dikagumi dan dihormati oleh orang lain dan menimbulkan keberuntungan untuk anggota kelompoknya.


Remaja mengharapkan pemimpinnya mempunyai sifat-sifat tertentu sesuai dengan tujuan kelompoknya. Seperti mempunyai fisik yang baik, kesehatan yang baik, remaja yang memperhatikan penampilan, akan mencari pemimpin yang menarik dan rapi. Ciri yang lain, mempunyai inteligensi diatas rata-rata, prestasi akademik yang baik dan tingkat kematangan di atas rata-rata. Biasanya yang menjadi pemimpin adalah orang yang dari kelas ekonomi menengah ke atas, dengan alasan bisa memberikan prestise dan kebanggaan untuk teman-temannya.

Faktor utama dari seorang pemimpin adalah kepribadian. Lebih bertanggungjawab ekstovert, bersemangat, emosinya stabil.

Pengelompokan Sosial Remaja
1. Sahabat (close friend)
Tidak banyak, hanya 2 atau 3 orang. Biasanya mempunyai jenis kelamin yang sama dan minat Serta kemampuan yang sama. Saling mempengaruhi satu sama lain meskipun kadang-kadang saling bertengkar.
2. Kelompok kecil (cliques)
Terdiri dari kelompok teman-teman dekat. Pada awalnya mempunyai jenis kelamin yang sama, tapi kemudian meluas ke jenis kelamin yang berbeda.


3. kelompok besar (crowd)
Terdiri dari kelompok kecil dan kelompok teman dekat dan berkembang dengan meningkatnya minat yaitu minat pada pesta dan berkencan.
4. Kelompok terorganisasi (organized groups)
Kelompok pemuda yang dibina oleh orang dewasa yang biasanya dibentuk oleh sekolah dan organisasi masyarakat yang fungsinya untuk memenuhi kebutuhan sosial remaja. Kebanyakan remaja tidak betah karena merasa diatur dan berkurang minatnya.


5. Kelompok gang
Terdiri dari remaja-remaja yang merasa tidak puas dengan kelompok terorganisasi atau yang tidak termasuk kelompok besar. Biasanya terdiri dari anak-anak yang mempunyai minat utama yaitu menghadapi penolakan teman-teman melalui antisosial.

Nilai-Nilai Penerimaan Sosial
Reputasi
Penampilan
Perilaku Sosial
Kematangan Sosial
Kepribadian: Jujur, Setia, loyal
Status sosial ekonomi
Tempat tinggal

Penyesuaian Sosial Tergantung
1. Accepted Kelompok
Kesan pertama yang menyenangkan sebagai akibat dari penampilan yang menarik perhatian, sikap yang tenang, dan gembira.
Reputasi sebagai seorang yang sportif dan menyenangkan
Penampilan diri yang sesuai dengan penampilan teman-teman sebaya.
Perilaku sosial yang ditandai oleh kerja sama, tanggungjawab, panjang akal, kesenangan bersama orang-orang lain, bijaksana dan sopan.


Matang, terutama dalam hal pengendalian emosi serta kemanan untuk mengikuti peraturan-peraturan.
Sifat kepribadian yang menimbulkan penyesuaian sosial yang baik seperti jujur, setia, tidak mementingkan diri sendiri
Status sosial ekonomi yang sama atau sedikit di atas anggota-anggota lain dalam kelompoknya dan hubungan yang baik dengan anggota-anggota keluarga
Tempat tinggal yang dekat dengan kelompok sehingga mempermudah hubungan dan partisipasi dalam berbagai kegiatan kelompok


2. Aliensi Kelompok
Kesan pertama yang kurang baik karena penampilan diri yang kurang menarik atau sikap menjauhkan diri, yang mementingkan diri sendiri.
Terkenal sebagai seorang yang tidak sportif
Penampilan yang tidak sesuai dengan standar kelompok dalam hal daya tarik fisik atau tentang kepribadian
Perilaku sosial yang ditandai oleh perilaku menonjolkan diri, mengganggu dan menggertak orang lain, senang memerintah, tidak dapat bekerja sama dan kurang bijaksana


Kurangnya kematangan, terutama kelihatan dalam hal pengendalian emosi, ketenangan, kepercayaan diri dan kebijaksanaan.
Sifat-sifat kepribadian yang menggannggu orang lain seperti mementingkan diri sendiri, keras kepala, gelisah dan mudah marah
Status sosio ekonomis berada di bawah status sosio ekonomis kelompok dan hubungan yang buruk dengan anggota-anggota keluarga.
Tempat tinggal yang terpencil dari kelompok atau ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan keklompok karena tanggungjawab keluarga atau karena bekerja sambilan.

Tugas Perkembangan dalam Bidang Sosial

Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya
Mencapai perilaku yang bertanggungjawab
Mengembangkan kemampuan intelektual untuk hidup sebagai warga negara
Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau orang dewasa lainnya.
 

Penyesuaian Sosial

1. Conformist
Remaja yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial
Dapat menerima nilai-nilai dan tidak pernah memberontak
Ex: sesuai terhadap pembaharuan (positif), apatis (negatif)


2. Non Conformist
Remaja yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial
Menolak beberapa atau seluruh nilai-nilai sosial dan pola-pola tingkah laku yang diterima.
Ex: Pemberontak


Hal-hal yang berpengaruh pada remaja non conformist:
Menolak atau tidak mematuhi aturan (pemberontak)
Menginginkan perbaikan dan mengubah pola perilaku yang lazim (pembaharu, aktifis)
Mengasingkan diri dari masyarakat (egocentric, individualis)

Kondisi-kondisi yang mendukung Non Conformist
1. Kematangan Fisik
Membuat remaja ingin bebas dan tidak mau terikat

2. Gap antar generasi
Adanya perbedaan nilai
Adanya perbedaan pola hidup
Adanya perbedaan modernisasi
Menimbulkan perselisihan:
Perhatian pada pendidikan
Memilih lapangan kerja
Sikap terhadap nilai-nilai (seks, dll)

3. Perguruan tinggi
Dapat bebas berpendapat
Perubahan sikap sebagai pengaruh teman mahasiswa yang berasal dari Lingkungan yang berbeda.

4. Lingkungan Rumah
Pola asuh orang tua membuat anak menjadi penurut atau pemberontak

5. Lingkungan Sekolah
Kondisi sekolah : Guru, pelajaran, metode belajar, aturan yang tidak sesuai

6. Teman Sebaya
Nilai yang berbeda antara kelompok sebaya dan orang tua
derajat penerimaan teman sebaya

7. Informasi Lingkungan (media masa)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar