Rabu, 10 Juni 2009

Sambungan Petemuan XII & XIII (3 Juni 2009 & 10 Juni 2009)

TRANSISI DALAM HUBUNGAN KELUARGA

Remaja dan Keluarga
Dengan kekhasan remaja, sering menimbulkan perselisihan dalam keluarga, sehingga mempengaruhi suasana rumah. Bila ini terjadi, biasanya kesalahan terletak pada kedua belah pihak:
1.Orang tua memperlakukan remaja seperti anak kecil. Padahal mereka menginginkan anak remaja "bertindak sesuai dengan usianya" terlebih bila berhubungan dengan masalah tanggung jawab.

2.Kesenjangan Generasi antara remaja dengan orang tua
Kesenjangan generasi yang paling menonjol terjadi di bidang norma sosial, seperti perilaku seksual yang sekarang banyak dilakukan oleh remaja, adalah perilaku yang sangat terlarang oleh orang tua pada usia yang sama.

Perilaku yang ditunjukkan oleh Remaja Ketika Menghadapi Keadaan ini adalah:
1.Mengkritik
2.Verbal Attack (marah-marah, menyerang, mengumpat)
3.Permusuhan

Kondisi-Kondisi yang Mempengaruhi Suasana Rumah:
1.Saling Pengertian
. dengan empati
• Komunikasi yang baik
• Saling membagi pengalaman

2.Pertentangan di luar otonomi
• Merupakan simbol status bagi remaja yang menggambarkan bukan anak-anak lagi, ingin mandiri
• Tapi orang tua masih ingin untuk mengendalikan remaja

3. Konflik dalam hal pandangan dan pendapat
Adanya gap generasi budaya atau perbedaan budaya

4. Kebersamaan
Ayah dan ibu saling membagi dalam pengasuhan remaja. Konflik dapat terjadi apabila ada ketidakkonsistenan pola pengasuhan antara ayah dan ibu.

5.Pengawasan/kontrol orang tua
Pola pengasuhan yang kuat, biasanya menyebabkan sikap melawan

6.Hubungan perkawinan
Keharmonison keluarga

7.Keretakan keluarga

8.Susunan dan ukuran keluarga
Semakin kecil keluarga, semakin besar hubungan intrapersonal

9.Masuknya anggota keluarga lain atau orang lain
Dalam keluarga inti atau keluarga batih, akan lebih akrab dibandingkan keluarga yang besar.

10.Status sosial ekonomi keluarga
11.Pekerjaan orang tua
12.Aspirasi orang tua
Aspirasi orang tua mempengaruhi kebebasan remaja, terutama jika aspirasi yang tidak realistik.
Misalnya: orang tua memaksa anak menjadi dokter

13. Konsep aturan keluarga
• Diharapkan orang tua membimbing remaja menjadi dewasa
• Sering kali konsep tradisional orang tua betentangan dengan kebebasan remaja

14. Kesukaan
Kedekatan dengan anggota keluarga (pilih kasih)

Sebab Umum Pertentangan Keluarga Selama Masa Remaja:
Biasanya lebih banyak terjadi pada masa remaja awal dan pada anak laki-laki.

1.Standar perilaku
Remaja sering menganggap standar perilaku orang tua yang kuno dan yang modern berbeda dengan standar perilaku orang tua yang kuno harus menyesuaikan diri dengan yang modern

2.Metode disiplin
Kalau metode disiplin orang tua dianggap tidak adil, maka akan terjadi pemberontakan pada remaja.

3 Hubungan dengan saudara kandung
Remaja bisa saja mencela kakak atau adiknya sehingga timbul pertentangan diantara mereka dan juga terhadap orang tua yang pilih kasih.

4. Merasa menjadi korban
Remaja sering merasa benci kalau status sosial ekonomi keluarga tidak memungkinkannya mempunyai simbol status yang sama dengan yang dimiliki oleh teman-temannya, seperti pakaian, mobil.
Remaja tidak menyukai bila diberikan tanggung jawab rumah tangga seperti mengasuh adik, atau bila ada orang tua tiri masuk dan mencoba "memerintah".

5. Sikap yang sangat kritis
Anggota keluarga tidak menyukai sikap remaja yang terlampau kritis terhadap diri mereka dan terhadap pola kehidupan keluarga pada umumnya.

6. Besarnya keluarga
Dalam keluarga sedang, yang terdiri dari tiga atau empat anak, lebih sering terjadi pertentangan dibandingkan dengan dalam keluarga kecil.

7. Perilaku yang kurang matang
Orang tua sering mengembangkan sikap menghukum bila para remaja mengabaikan tugas-tugas sekolah, melalaikan tanggung jawab atau membelanjakan uang semaunya. Remaja membenci sikap kritis dan sikap menghukum ini.

8. Memberontak terhadap keluarga
Orang tua dan sanak keluarga menjadi marah bila remaja mengungkapkan perasaannya secara terang-terangan bahwa pertemuan-pertemuon keluarga ”membosankan" atau bila remaja menolak usul dan nasihat-nasihat mereka.

Sebab-sebab Kegagalan Komunikasi Pada Keluarga

1.Adanya perubahan sosial dan budaya yang cepat menimbulkan gap generasi
2.Remaja merasa tidak dimengerti oleh orang tua
3.Masalah dengan orang lain, sebagai penyebab rintangan dalam keluarga
4.Kurang berbagi pengalaman

Kapan Hubungan Keluarga Mulai Membaik?

Dengan berjalannya masa remaja, pertentangan dengan anggota keluarga lambat laun akan berkurang dan hubungan menjadi lebih menyenangkan dan lebih penuh kasih sayang.
Hubungan remaja-orang tua membaik bermula ketika:
1.Orang tua menyadari bahwa anak mereka bukan anak kecil lagi.
2.Terjadi pada saat orang tua berusaha mengerti remaja dan nilai budaya baru pada kelompok remaja. Walaupun tidak sepenuhnya menyetujui, dan menyadari bahwa remaja masa kini hidup dalam dunia yang berbeda dengan dunia ketika orang tua dibesarkan dulu.
3.Hal ini juga terjadi pada hubungan remaja dengan saudara kandung.
Pada awal masa remaja hubungan penuh dengan pertentangan. Kemudian remaja yang lebih tua sudah mulai bisa menerima keadaan saudaranya yang tadinya dianggap menjengkelkan ini dengan penuh kesabaran dan lebih filosofis. Kadangkala saudara yang lebih tua sering bersikap seperti orang tua terhadap adik-adiknya sehingga mengurangi pertentangan. Kakak jadi lebih diperlakukan seperti teman dan tidak banyak rasa iri.
Ibu cenderung lebih lunak terhadap anak laki-lakinya daripada anak perempuan. Anak perempuan lebih dibatasi oleh ibu, sehingga pertentangan ibu-dengan remaja putri lebih kuat, setidaknya sampai remaja akhir.
Anak laki-laki dan perempuan pada masa remaja lebih mempunyai hubungan yang kurang baik dengan ibu tiri dibandingkan dengan ayah tiri.
Hubungan yang baik dengan sesama jenis kelamin pada masa anak-anak, akan berubah menjadi kurang baik pada masa remaja. Misalnya seringnya kakak perempuan mengkritik penampilan dan perilaku adiknya.



LEVEL OF ASPIRATION
Aspirasi adalah:
Harapan pada sesuatu atau cita-cita, dengan kemajuan sebagai hasil akhir.
Macam-macam Aspirasi

I Aspirasi Positif
Adalah cita-cita untuk mencapai sukses.
Ex : dapat bekerja lebih baik dari orang lain, nilai ujian yang baik
2 Aspirasi Negatif
Adalah keinginan untuk menghindari kegagalan
Ex : puas dengan terlampauinya masa ujian, tanpa memikirkan hasil
3.Aspirasi dekat-realistik
Cita-cita yang dibangun oleh seseorang untuk dirinya pada waktu itu (janqka pendek).
Ex : dapat melewati ujian dengan sukses, mengharapkan kemenangan dalam suatu pertandingan olah raga.
4.Aspirasi jauh-tidak realistik
Cita-cita yang dibangun oleh seseorang untuk masa depan.
Ex : ingin menjadi dokter, saat menjalani sekolah di SMP.
Kekuatan Aspirasi:
Kekuatan aspirasi tidak bergantung pada aspirasi dekat atau jauh, tapi bergantung pada seberapa sulit aspirasi itu dapat diraih.
Ex :
Bila kepuasan atau kepopuleran yang ingin diraih dan tidak menginginkan ijazah, berarti kita mementingkan kegiatan sosial daripada sekolah.
Hirarki Aspirasi:
Aspirasi dekat Aspirasi Jauh
• Tahapan Yang diraih
• Motivasi
• Hasil yang ingin dicapai
• Positif

Kalau tidak realistik Kalau realistik
Gagal Berhasil

•Ex: Ingin menjadi dokter, maka ada tahapan-tahapan yang harus dilampaui.


Tingkat Aspirasi:

Standard seseorang dalam mengharapkan sesuatu dan harapan untuk mencapai perilaku yang diharapkan

Aspirasi Realistik:
Bila mempunyai kesempatan baik untuk sukses
Aspirasi Tidak Realistik:
Jika kesempatan dalam mencapai tujuan dalam keraguan. Tingkat aspirasi tidak realistik biasanya terlalu rendah atau tinggi.

Menurut "Strang":
Orang cenderung menyusun tingkat aspirasi mereka relatif tinggi ketika mereka merasa tidak puas dengan status sekarang.
Dan mereka cenderung menyusun tingkat aspirasi relatif rendah ketika motivasi menurun, merasa gagal, takut menghadapi kenyataan secara realistik, atau saat merasa gelisah serta saat orang lain menilai kurang baik.

Metode Mempelajari Tingkat Aspirasi:
1.Mempelajari harapan-harapan remaja
2.Mempelajari idola remaja
3.Mempelajari resolusi
Resolusi menyatakan ketidakpuasan remaja terhadap dirinya dan prestasinya, sehingga dia beraspirasi meningkatkan cita-cita.
4.Experimen Laboratorium
dengan mengevaluasi hasil eksperimennya.

Pembentukan Level Of Aspiration
1.Early Training (berlatih dari kecil)
2.Ambisi orang tua
3.Harapan signifikan person (panutan)
4.Persaingan dengan orang lain
5.Pengalaman masa lalu
6.Identifikasi tokoh idola dari media massa
7.Minat dan nilai.

Variasi Aspirasi:
Remaja memiliki goal setting yang bervariasi dalam kekuaton aspirasinya.
Variasi Aspirasi disebabkan oleh Faktor:
1.Cita-cita Kultural
Budaya berbeda, memiliki standard harapan berbeda
2.Kondisi keluarga
Keluarga stabil, tujuannya jauh lebih konkrit dan menyiapkan aspirasi yang lebih tinggi
3.Posisi urutan kelahiran
Anak sulung lebih diharapkan
4.Disiplin
Disiplin otoriter, aspirasi tidak realistik
Disiplin demokratis, aspirasi realistik
5.Status kelompok
6.Kegagalan atau kesuksesan
7.Inteligensi
8.Kepribadion
Menolak diri, aspirasi rendah

Kesuksesan:
Akibat Kesuksesan:
1.Menaikkan tingkat aspirasi
2.Kegemaran beraktivitas (mengulang aktivitas)
3.Motivasi diperkuat
4.Keinginan mempublikasikan kesukseson
5.Kepuasan
6.Konsep diri positif
7.Membangun kesuksesan yang kompleks dan mengulangi kesuksesan
Kegagalan
1.Mengurangi arah tujuan
2.Membenci aktivitas dan tidak mengulangi lagi
3.Memperlemah motivasi
4.Keinginan menyembunyikan kegagalan dengan cara menghindari perasaan bersalah, dan cenderung menyalahkan orang lain.
•Mengembangkan toleransi terhadap kegagalan merupakan introspeksi diri
•Mengembangkan realisme diri, merupakan cermin akan kekuatan dan kelemahannya.
•Ketidakpuasan diri.

MINAT PADA REMAJA
Minat Remaja
Minat laki-laki berbeda dengan minat perempuan, karena anak perempuan diharapkan berperilaku feminin dan laki-laki diharapkan maskulin.
Pada minat ini telah terjadi perubahan dari minat anak-anak menjadi minat yang lebih matang, sebagai akibat dari:

1.Tanggung jawab yang lebih besar yang harus dipikul oleh remaja yang lebih tua dan berkurangnya waktu yang dapat digunakan sesuka hati. Oleh karena itu mereka harus membatasi diri terhadap minat yang selama ini sering mereka lakukan yaitu minat rekreasi.

2.Minat yang selama ini mereka anggap penting seperti minat terhadap pakaian dan penampilan, sekarang minat itu menjadi berkurang dan beralih ke minat karier.

3.Pengalaman membuat remaja lebih bisa menilai minatnya secara lebih kritis dan melihat mana yang lebih penting, sehingga remaja bisa menfokuskan minatnya tersebut.

Beberapa Minat Remaja:

1. Minat Rekreasi
Remaja cenderung menghentikan aktivitas rekreasi yang menuntut banyak pengorbanan tenaga. Banyaknya rekreasi yang diikuti remaja juga sangat dipengaruhi oleh derajat kepopuleran. Karena banyak jenis rekreasi yang memerlukan partisipasi kelompok sebaya, maka remaja yang mempunyai sedikit teman terpaksa memusatkan perhatian pada bentuk rekreasi yang bisa dilakukan sendiri, seperti:
• Olah Raga
Bersifat pasif, yang banyak digemari yaitu permainan kartu.
• Membaca
Remaja cenderung menyukai majalah daripada buku-buku. Lama kelamaan, yang menjadi populer adalah surat kabar.
• Menonton Film, Televisi
Menonton TV tidak begitu menarik karena berbagai alasan. Pertama karena remaja sangat kritis terhadap berbagai macam acara yang ditayangkan, dan alasan kedua karena remaja tidak bisa membaca atau belajar karena adanya TV tersebut. Remaja lebih suka menonton ke bioskop sebagai ajang kencan mereka. Yang perempuan lebih menyukai film romantis dan yang laki-laki lebih menyukai film-film yang bersifat petualangan.
• Mendengarkan Radio
Remaja lebih gemar mendengarkan musik sambil membaca atau belajar, terutama mendengarkan siaran radio yang, memutar lagu-lagu populer.
• Bepergian, bersantai
Remaja suka bersantai sambil berbincang-bincang dengan teman-temannya. Kalau mereka lagi libur sekolah, remaja suka bepergian ke luar kota yang jauh dari rumah mereka, terutama bagi remaja yang ekonominya golongan menengah ke atas.
• Hobi
Sebagian remaja juga suka melakukan hobi mereka seorang diri yang tidak melibatkan banyak orang. Seperti memperbaiki alat elektronik yang rusak, menulis cerita atau puisi-puisi, dll.
• Melamun
Melamun merupakan bentuk rekreasi yang sangat banyak dilakukan oleh remaja apalagi pada waktu tidak banyak kegiatan dan bersantai. Mereka melamunkan sebagai orang yang dielukan dalam kelompoknya.

2. Minat Sosial
Minat sosial adalah bagaimana seorang remaja peduli kepada lingkungan sosial, yang semuanya tergantung kepada:
•Kesempatan untuk mengembangkan minat
•Tingkat kepopulerannya.
Remaja yang status sosialnya rendah, punya kesempatan yang sedikit untuk mengembangkan minatnya, seperti:
ü Pesta
Anak perempuan lebih menyukai pesta daripada laki-laki.

ü Ngobrol
Remaja memperoleh rasa aman bila berada diantara teman-teman dan membicarakan hal yang menarik, dan merupakan kesempatan untuk mengeluarkan isi hati dan mereka beranggapan memperoleh pandangan baru terhadap masalah yang dihadapi.
ü Peristiwa dunia
Melalui pelajaran dan media massa, remaja mengembangkan minat terhadap pemerintahan, politik dan peristiwa dunia. Minat ini diungkapkan melalui bacaan, pembicaraan dengan teman-teman, guru dan orang tua.
ü Kritik-Pembaharuan
Remaja putri lebih kritis dan berusaha memperbaiki orang tua, teman¬teman, sekolah dan masyarakat. Biasanya kritikannya bersifat merusak.

3. Minat Pribadi
Minat yang terkuat, karena dukungan sosial sangat besor dipengaruhi oleh penampilan diri dan kelompok sosial menilai dirinya berdasarkan yang dimilikinya "simbol status".
• Minat pada Penampilan
Mencakup perhiason pribadi, kerapihan, daya tarik, bentuk tubuh.
• Minat pada pakaian
Karena penyesuaian pribadi dan sosial dipengaruhi sikap teman-teman sebaya terhadap pakaian, maka remaja menyesuaikan diri dengan apa yang diharapkan oleh kelompok dalam hal berpakaian. Remaja putri menyadari bahwa penampilan merupakan modal untuk mencari kerja.
• Minat pada prestasi
Prestasi yang baik membuat kepuasan tersendiri pada pribadi dan menimbulkan kepopuleran, baik itu dari bidang pendidikan, olah raga, dan kegiatan sosial.
• Minat pada kemandirian
Berawal pada masa remaja awal, ini banyak menimbulkan perselisihan dengan orang tua, terutama anak perempuan, karena anak perempuan lebih diminta untuk patuh sehingga terjadi pemberontakan terhadap pengekangan di rumah.
• Minat pada uang
Beranggapan bahwa uang adalah kunci kebebason. Bisanya remaja berusaha medapatkan uang sebanyak mungkin, tanpa peduli jenis pekerjaan yang dilakukan.

4. Minat Pada Pendidikan
Remaja suka mengeluh tentang sekolah, larangan-larangan, pekerjaan rumah, dll. Remaja bersikap kritis terhadap guru dan cara guru mengajar. Ini sudah merupakan "mode" bagi remaja.
Remaja yang ingin jadi populer harus menghindari kesan bahwa ia "pandai". Tapi sebagian besar remaja muda dapat menyesuaikan diri dengan baik di sekolah. Minat terhadap pendidikan berhubungan dengan minat dan pekerjaan. Remaja lebih menaruh minat pada pekerjaan-pekerjaan yang nantinya berguna dalam bidang pekerjaan yang dipilihnya.

Ada 3 macam remaja yang tidak berminat pada pendidikan dan biasanya membenci sekolah:
• Remaja yang orang tuanya memiliki cita-cita tinggi tidak realistik terhadap prestasi akademik, atletik, yang terus menerus mendesak untuk mencapai apa yang dia inginkan.
• Remaja yang tidak diterima oleh teman-teman sekelas.
• Remaja yang matang lebih awal yang merasa fisiknya lebih besar dibanding teman sekelasnya dan karena penampilannya lebih tua dari usia sesungguhnya, seringkali diharapkan berprestasi lebih baik di atas kemampuannya.

5. Minat pada Pekerjaan
Anak SMA mulai memikirkan masa depan. Anak laki-laki lebih bersungguh-sungguh dari perempuan karena perempuan menganggap pekerjaan adalah pengisi waktu sebelum menikah.
Banyak anak laki-laki dari status sosial ekonomi rendah, berharap mencapai status yang lebih tinggi melalui pekerjaan. Perempuan dalam memilih pekerjaan, menekankan unsur melayani orang lain, seperti mengajar dan merawat.
Pada akhir masa remaja, minat pada karier sering menjadi sumber pikiran. Seperti diterangkan Thomas, pada saat tersebut remaja belajar membedakan antara pilihan pekerjaan yang lebih disukai dan pekerjaan yang dicita-citakan.
Selama masa kanak-kanak dan awal masa remaja, banyak anak laki-laki dan perempuan menilai berbagai macam jenis pekerjaan seperti hukum dan kedokteran, sesuai dengan stereotipe yang disajikan media massa. Menjelang dewasa, remaja mulai menilai pekerjaan tersebut menurut kemampuan, waktu dan biaya yang diperlukan untuk mengikuti latihan yang diperlukan dalam suatu pekerjaan.

6.Minat pada Agama
Minat pada agama antara lain tampak dengan membahas masalah agama mengikuti pelajaran agama di sekolah dan perguruan tinggi dan mengikuti berbagai macam upacara agama.
Sekarang kita mengkhawatirkan minat terhadap agama yang terjadi pada masa remaja ini. Hal ini terilhat dari kurangnya kecintaan remaja terhadap mesjid, mengaji, dll.

7.Minat pada Simbol Status
Selama masa remaja simbol status mempunyai empat fungsi:
• Menunjukkan pada orang lain bahwa remaja mempunyai status sosial ekonomi yang lebih tinggi daripada teman-teman lain dalam kelompok.
• Bahwa remaja mencapai prestasi yang tinggi
• Bahwa remaja bergabung dengan kelompok dan merupakan anggota yang diterima kelompok karena penampilan atau perbuatan yang sama dengan penampilan dan perbuatan anggota kelompok lain
• Remaja mempunyai status hampir dewasa dalam masyarakat.
Kalau misalnya remaja memiliki mobil sendiri, keluarga yang memiliki rumah yang besar lingkungan yang elite, membelanjakan uang tanpa harus bekerja, hal ini dapat menyatakan status sosial ekonomi yang tinggi.
Anak laki-laki yang tergabung dalam tim sekolah, dalam olahraga yang bergengsi, maka mereka menyatakan dirinya termasuk orang yang penting dalam kelompok sekolah.
Karena berkembang atau hampir menjadi dewasa mempunyai arti yang besar bagi semua remaja, mereka cenderung melibatkan diri dalam "kenikmatan tabu" seperti seks bebas, merokok, minum-minuman keras, obat-obaton.


PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Masa remaja sangat dipengaruhi oleh kelompok sosialnya. Standard kelompok sosial dijadikan dasar konsep remaja mengenai kepribadian "ideal". Namun banyak kegagalan dalam mencapai kepribadian yang ideal, karena:
1.Pola kepribadian yang sudah dibentuk sejak anak-anak sudah mulai stabil, dan cenderung menetap. Perubahan yang terjadi dengan bertambahnya usia, lebih bersifat kuantitatif.
Remaja memperkuat sifat yang diinginkan, dan memperlemah yang tidak diinginkan.

2.Kondisi lingkungan yang mempengaruhi konsep diri (inti dari pola kepribadian) Sering tidak terkendali.
Beberapa Kondisi yang Mempengaruhi Konsep diri Remaja:
1. Usia Kematangan
•Remaja yang cepat matang, yang diperlakukan seperti orang hampir dewasa, maka akan mempunyai penyesuaian diri yang baik.
• Remaja yang lambat matang, yang diperlakukan seperti anak-anak, maka akan mempunyai penyesuaian diri yang kurang baik.

2. Penampilan Diri
• Penampilan diri menarik, akan mendapatkan penilaian yang baik juga dari lingkungan, sehingga membentuk konsep diri yang bagus dan menambah dukungan sosial.
• Penampilan diri berbeda, akan mendapatkan penilaian yang kurang baik dari lingkungan yang mengakibatkon rasa rendah diri.

3. Nama dan Julukan
Remaja akan malu kalau teman sekelompoknya menilai namanya buruk atau mendapatkan julukan yang bernada cemoohan.

4 Kepatutan Seks
Kepatutan seks dalam penampilan diri, minat, dan perilaku membantu remaja mencapai konsep diri yang baik. Ketidakpatutan seks membuat remaja sadar diri dan hal ini memberi akibat buruk pada perilakunya.

5 Hubungan keluarga
Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang baik dengan salah satu anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang ini dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama. Kalau mempunyai jenis kelamin yang sama, remaja akan tertolong untuk mengembangkan konsep diri yang layak untuk jenis kelaminnya.

6. Teman Sebaya
• Konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan kelompok tentang dirinya.
• Mengembangkon ciri kepribadian yang diakui kelompoknya.

7. Kreativitas
• Remaja yang semasa anak-anak didorong agar kreatif, akan mengembangkan perasaan individualitas dan identitas yang memberi pengaruh baik pada konsep dirinya.
• Remaja yang masa anak-anak didorong untuk mengikuti pola yang sudah diakui akan kurang mempunyai perasaan identitas dan individualitas.

8. Cita-cita
• Cita-cita realistis, remaja berhasil, akan menimbulkan kepercayaan diri dan kepuasaan sehingga terciptalah konsep diri yang baik.
• Cita-cita tidak realistis, remaja mendapatkon kegagalan, membuat remaja merasa tidak mampu dan selalu menyalahkan sebab kegagalan (diri dan lingkungan).

Usaha Memperbaiki Kepribadian:
1.Menentukan ideal yang realistik yang mungkin tercapai
2.Dapat menilai kelebihan-dan kekurangan diri
3.Harus mempunyai konsep diri yang stabil
4.Harus merasa puas dengan hol-hal yang telah dicapai dan memperbaiki kekurangan.


PERILAKU SEKS DAN PERAN SEKS

Untuk menguasai tugas perkembangan yang penting dalam pembentukan hubungan­hubungan baru dan yang lebih matang dengan Lawan jenis, dan dalam memainkan peran yang tepat dengan seksnya, kawula muda harus memperoleh konsep yang dimiliki ketika masih anak-anak.

Tugas perkembangan pertama yang berhubungan dengan seks yang harus dikuasai adalah pembentukan hubungan baru yang lebih matang dengan Lawan jenis. Ketika remaja secara seksual sudah matang, laki-laki maupun perempuan mulai mengembangkan sikap yang baru pada lawan jenisnya, dan juga mengembangkan minat pada berbagai kegiatan yang melibatkan laki-laki dan perempuan.

Alasan mengapa remaja mau berkencan:
1. Hiburan
Kencan yang maksudnya untuk hiburan adalah berkencan yang hanya menginginkan pasangannya mempunyai keterampilan sosial yang dianggap penting oleh teman sebayanya, seperti mempunyai mobil, uang, dll.

2. Sosialisasi
Pasangan harus mau mengikuti kegiatan sosial dan mempunyai keterampilan sosial, waktu, uang, dan kemandirian yang diperlukan untuk berpartisipasi.

3. Status
Berkencan merupakan status dalam kelompok sebaya. Semakin populer pasangan kencan di dalam kelompoknya, maka akan lebih menguntungkan bagi remaja.

4. Masa Pacaran


5. Pemilihan Teman Hidup
Yang ditekankan adalah penyesuaian minat, temperamen dan cara-cara mengungkapkan kasih sayang.


Perubahan perilaku seksual tampak menonjol, namun perubahan sikap seksual lebih menonjol lagi. Ada 4 sikap terhadap perilaku seksual:

1. Perilaku seksual tidak boleh dilakukan
2. Pada masa dulu laki-laki tidak mau menghargai perempuan yang telah melakukan hubungan seksual pranikah. Tapi pada zaman sekarang, laki-laki tidak lagi mementingkan keperawanan.
3. Hubungan seks sebelum menikah dianggap “benar" apabila terlibat saling mencintai dan saling terikat. Senggama yang disertai kasih sayang lebih diterima daripada bercumbu sekedar melepas hawa nafsu.
4. Remaja menganggap bahwa ungkapan cinta, apapun bentuknya adalah baik sejauh kedua pasangan remaja saling tertarik.

Perilaku Seksual
adalah Segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan Lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis. Bentuk tingkah lakunya bisa bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam hayalan atau diri sendiri.

Dampak dari perilaku seksual
Perasaan bersalah, depresi, marah
Akibat psikososial: ketegangan mental, kebingungan akan peran sosial yang tiba tiba berubah jika hamil, terjadi cemoohan, penolakan masyarakat.
Berkembangnya penyakit kelamin, seperti Gonorhoea (kencing nonah)

Mengapa sangat banyak orang melakukan seks pranikah ini?

1. Faktor Agama, Yaitu merosotnya kepercayaan pada agama. Ada penelitian yang mengatakan bahwa faktor agama ini juga tidak mempengaruhi remaja melakukan seks pranikah.
2. Keluarga Berencana
Diberlakukannya program KB di suatu daerah, khususnya dengan beredarnya alat-alat kontrasepsi, akan merangsang remaja untuk melakukan hubungan seksual.

Secara lebih rinci, faktor penyebab perilaku seksual pranikah adalah:

1. Meningkatnya libido seksualitas
Seorang remaja menghadapi tugas perkembangan sehubungan dengan perubahan fisik dan peran sosial yang sedang terjadi pada dirinya. Tugas perkembangan itu antara lain menerima kondisi fisiknya, menerima peranan seksual masing-masing dan mempersiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga.
Menurut Freud, energi seksual ini berkaitan erat dengan kematangan fisik. Sedangkan menurut Anna Freud, fokus utama dari energi seksual adalah perasaan di sekitar alat kelamin, objek seksual dan tujuan seksual.

2. Penundaan Usia Perkawinan
Di daerah pedesaan, remaja yang masih berusia di bawah umur sudah menikah. Biasanya hanya ditandai dengan telah haid, bahkan tidak karena alasan itu saja, bisa saja karena masalah hutang piutang, gagal panen, dll.
Berbeda dengan remaja putri yang tinggal di kota. Mereka lebih memikirkan sekolah atau pendidikan, apalagi ditambah dengan program KB. Hal ini akan menghambat keinginan remaja untuk menikah sehingga mereka melakukan seks pranikah ini.

3. Tabu Atau Larangan
Tidak maunya guru atau orang tua menjelaskan tentang seks pranikah ini. Apalagi kalau ada pertanyaan dari anak mengenai seks ini, maka kebanyakan orang tua dan guru tidak mau menjawab secara jujur, bahkan jawaban dari orang tua cenderung bohong.

Ditinjau dari Psikoanalisa, dorongan seksual ini ada dalam "id". Dorongan naluri seksual ini bertentangan dengan moral yang terletak di "super ego", sehingga harus ditekan, tidak boleh dimunculkan pada orang lain dalam bentuk tingkah laku terbuka. Karena itu remaja tidak mau mengakui aktivitas seksualnya dan sulit untuk diajak berdiskusi, sehinggo tabu ini mempersulit komunikasi.

4. Kurangnya informasi tentang seks
Karena mentabukan untuk menceritakan tentang seks, membuat remaja menjadi tidak mengerti dengan seks itu sendiri, tapi juga tidak membuat remaja itu tidak melakukan seks pranikah. Berdasarkan penelitian, remaja yang mempunyai pacar, biasanya hanya butuh waktu 6 bulan untuk mengenal pasangannya secara intim, setelah itu mereka sudah berani untuk melakukan seks pranikah.

5. Pergaulan yang makin bebas
Bebasnya pergaulan antara laki-laki dan perempuan. Hal ini tidak saja untuk pasangan yang berpacaran, tapi juga remaja putri dan laki-laki yang hanya berteman saja sudah berani melakukan pegangan tangan, dll.

Nilai Seksual Pada Pria dan Wanita

1. Laki-laki lebih cenderung daripada wanita untuk menyatakan bahwa mereka sudah berhubungan seks dan sudah aktif berperilaku seksual
2. Remaja putri menghubungkan seks dengan cinta. Alasan mereka untuk berhubungan seks adalah cinta.
3. Sebagian besar dari hubungan seks remaja diawali dengan agresivitas pada remaja pria dan selanjutnya remaja putrilah yang menentukan sampai batas mana agresivitas pria itu dapat dipenuhi.
4. Remaja pria cenderung menekan dan memaksa remaja putri untuk berhubungan seks, tapi ia tidak merasa memaksa.

Jenis Gangguan Seksual Pada Umumnya

1. Gangguan Identitas jenis
Merupakan ketidaksesuaian antara alat kelamin dengan identitas jenis yang terdapat pada diri seseorang.
Identitas jenis yang menyimpang ini dinyatakan dalam perbuatan (cara berpakaian, anak laki-laki suka main boneka, anak perempuan suka main sepak bola, ucapan, maupun objek seksualnya)

2. Parafilia (Deviasi Seksual)
Parafilia (Paraphilia) diambil dari bahasa Yunani, “Para” yang artinya “pada sisi lain”, dan “philos” artinya “mencintai”.
Pada Parafilia, orang menunjukkan keterangsangan seksual (mencintai) sebagai respon terhadap stimulus yang tidak biasa. Menurut DSM IV, parafilia melibatkan dorongan dan fantasi seksual yang berulang dan kuat yang bertahan selama 6 bulan atau lebih yang berpusat pada :

a. Objek bukan manusia seperti pakaian dalam, sepatu, kulit atau sutra
b. Perasaan merendahkan atau menyakiti diri sendiri atau pasangannya, atau
c. anak-anak dan orang lain yang tidak dapat atau tidak mampu memberikan persetujuan

A. Eksibisionisme (Exibitionism)
Melibatkan dorongan kuat dan berulang untuk mendapatkan kepuasan seksual dengan memamerkan alat kelaminnya pada orang yang tidak dikenal yang tidak menduganya.

B. Fetishisme
Dorongan seksual yang kuat dan berulang serta membangkitkan fantasi yang melibatkan objek tidak hidup, seperti bagian tertentu dari pakaian ( stoking, sepatu boot, sarung tangan, perlengkpan toilet, celana dalam)

C. Fetishisme Transvestik (Transvestisme)
Ciri utama dari fetishisme transvestik adalah dorongan yang kuat dan berulang serta fantasi yang berhubungan yang melibatkan memakai pakaian lawan jenis dengan tujuan untuk mendapatkan rangsangan seksual.

D. Voyeurisme
Mengintip orang telanjang, membuka pakaian atau melakukan aktivitas seksual tanpa sepengetahuannya dan tidak ada upaya lanjut untuk melakukan aktivitas seksual dengan orang yang diintip

E. Pedofilia (Pedophilia)
Dorongan seksual yang kuat dan berulang serta adanya fantasi terkait yang melibatkan aktivitas seksual dengan anak prapubertas.

F. Masokisme Seksual
Mendapatkan kegairahan seksual melalui cara dihina, dipukul atau dicambuk serta penderitaan lainnya.

G. Sadisme Seksual
Mencapai kepuasan seksual dengan cara menimbulkan rasa sakit atau penderitaan psikologis (seperti mempermalukan) atau fisik yang bisa berakibat cedera ringan sampai kematian

Bentuk Parafilia lainnya seperti:
- bicara kotor di telefon (skatolagia telpon)
- Nekrofilia (dorongan seksual atau fantasi yang melibatkan kontak seksual dengan mayat)
- Zoofilia (dorongan seksual atau fantasi yang melibatkan kontak seksual dengan binatang)
- Rangsangan seksual yang terkait dengan kotoran manusia (Koprofilia), dengan air seni (urofilia)


3. Disfungsi Psikoseksual
Ganqquan utama dari disfungsi psikoseksual adalah terdapat hambatan pada selera (minat) seksual
. Hambatan selera seksual
Sukar atau tidak bisa timbul minat seksual sama sekali secara menetap dan meresap.
Hambatan Gairah seksual
Pada laki-laki, gagal sebagian atau seluruhnya untuk mencapai atau mempertahankan ereksi sampai akhir aktivitas seksual (impotensia) Pada Perempuan, gagal sebagian atau seluruhnya untuk mencapai atau mempertahankan pelumasan dan pembengkakan vagina sehingga akhir dari aktivitas seksual (frigiditas)

Hambatan Orgasme Wanita

Hambatan Orgasme Pria

Ejakulasi Prematur
Secara berulang-ulang dan menetap terjadi ejakulasi sebelum dikehendaki karena tidak adanya pengendalian yang wajar terhadap ejakulasi selama aktivitas seksual.

Dispareunia Fungsional
Rasa nyeri yang berulang dan menetap pada alat kelamin sewaktu senggama, baik pria moupun wanita.

Vaginisme Fungsional
Ketegangan otot vagina yang tidak terkendali sehingga menghalangi senggama.
Disfungsi Psikoseksual Tidak Khas
Disfungsi psikoseksual lain yang tidak tergolong di atas, misalnya anestesia (mati rasa) pada alat kelamin walaupun terjadi kegairahan seksual dan orgasme.

4. Gangguan Psikoseksual lainnya
Homoseksual ini tidak diketahui mengapa bisa terjadi. Ada sebagian orang menerima keadaan dirinya dan hidup dengan senang, ada sebagian lain yang tidak bisa menerima keadaan dirinya atau merasa dirinya tidak sesuai dengan norma-norma dalam mosyarakat, sehingga mereka menjadi konflik. Konflik batin antara kecendrungan untuk menekan dorongan seksual dan keinginan untuk menyalurkannya dengan resiko ditolak masyarakat, bukan disebabkan oleh homoseksualitas itu tapi oleh sikap negatif masyarakat yang tidak semestinya, sehingga yang harus diubah adalah sikap masyarakat melalui penerangan dan pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar