Rabu, 10 Juni 2009

Masa Dewasa

MASA DEWASA

Istilah adult berasal dari kata kerja latin, seperti juga adalescence - adalescere -yang berarti "tumbuh menjadi kedewasaan". Akan tetapi, kata adult berasal dari bentuk lampau partisipel dari kata kerja adultus yang berarti "telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna' atau "telah menjadi dewasa". Oleh karena itu, orang dewasa adalah individu yang telah menyesuaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya.

Setiap kebudayaan membuat pembedaan usia kapan seseorang mencapai status dewasa secara resmi. Pada sebagian besar kebudayaan kuno, staus ini tercapai apabila pertumbuhan pubertas sudah selesai atau hampir selesai dan apabila organ kelamin anak telah berkembong dan mampu berproduksi. Belum lama ini, dalam kebudayaan Amerika seorang anak belum resmi dianggap dewasa kalau ia belum mencapai umur 21 tahun. Sekarang umur 18 tahun merupakan umur dimana seseorang dianggap dewasa secara syah. Dengan meningkatnya lamanya hidup atau panjangnya usia rata-rata orang maka masa dewasa sekarang mencakup waktu yang paling lama dalam rentang hidup.

Pembagian Masa Dewasa

1. Masa Dewasa Dini

Masa dewasa dini dimulai dari umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun. Saat perubahan fisik dan psikolagisnya yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.

2. Masa Dewasa Madya

Masa dewasa madya dimulai umur 40 tahun sampai pada umur 60 tahun, yaitu saat menurunnya baik kemampuan fisik dan psikolagis yang jelas nampak pada setiap orang.

3. Masa Dewasa Lanjut (usia lanjut)

Masa dewasa lanjut (senescence), dimulai pada umur 60 tahun sampai kematian. Pada waktu ini baik kemampuan fisik maupun psikolagis cepat menurun, tetapi teknik pengobatan modern, serta upaya dalam hal berpakaian dan dandan, memungkinkan pria dan wanita berpenampilan, bertindak, dan berperasaan seperti kala mereka masih lebih muda.

Perlu diingat, bahwa pembagian ini tidak mutlak dan ketat. Pembagian ini hanya menunjukkan umur rata-rata pria dan wanita mulai menunjukkan perubahan­perubahan dalam penampilan, minat dan sikap serta perilaku yang karena tekanan­-tekanan lingkungan tertentu dalam kebudayaan akan menimbulkan masalah-masalah penyesuaian diri yang tak dapat tidak harus dihadapi oleh setiap orang dewasa. Sebagaimana ditekankan oleh Gould, “usia yang tepat saat perubahan-perubahan itu terjadi adalah produk dari kepribadian gaya hidup dan sub-budaya total seorang individu.

CIRI-CIRI MASA DEWASA DINI

Masa dewasa merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Orang dewasa muda diharapkan memainkan peran baru seperti, peran suami/istri, orang tua, dan pencari nafkah, dan mengembangkan sikap-sikap baru, keinginan-keinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru ini. Penyesuaian diri ini menjadikan periode ini suatu periode khusus dan sulit dari rentang hidup seseorang. Periode ini sangat sulit sebab sejauh ini sebagian besar anak mempunyai orang tua, guru, teman atau orang-orang lain yang bersedia menolong mereka mengadakan penyesuaian diri. Sekarang, sebagai orang dewasa, mereka diharapkan mengadakan penyesuaian diri secara mandiri. Apabila mereka menemui kesulitan-kesulitan yang sukar diatasi, mereka ragu-ragu untuk minta pertolongan dan nasehat orang lain karena enggan kalau-kalau dianggap "belum dewasa".

1. Masa Pengaturan (Settle Down)

Jika anak laki-laki dan wanita mencapai usia dewasa secara sah, hari-hari kebebasan mereka telah berakhir dan saatnya telah tiba untuk menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa.

Penjajakan terlalu singkat, bisa mengakibatkan ketidakpuasan seperti dalam memilih pekerjaan atau pasangan. Hal ini terjadi baik pada laki-laki ataupun perempuan. Wanita muda mencoba berbagai pekerjaan sebelum dia dapat menentukan apakah nantinya dia itu pas untuk berumah tangga atau sebagai seorang wanita karir.

Untuk hal ini, sudah tentu memerlukan banyak waktu. Oleh karena itu pemuda sekarang umumnya berumah tangga lebih lambat dibandingkan masa orang tua kita dulu. Rata-rata mereka memilih untuk pasangan hidup dan memenukan pola hidup pada usia 30 an.

Orang muda memulai hidup berumah tangga bergantung pada:

· Cepat tidaknya mereka mampu menemukan pola hidup yang memenuhi kebutuhan mereka kini dan pada masa depan.

Seorang wanita yang dari kecil sudah bermain boneka atau mempunyai sifat keibuan, maka ketika tamat sekolah, ingin berumah tangga, maka dia tidak membutuhkan waktu lama untuk menentukan peran yang sesuai dengannyo.

· Tanggung jawab yang harus dipikulnya sebelum ia mulai berkarya. Seorang yang bercita-cita menjadi dokter, tidak akan bisa cepat untuk bekerja karena dia harus menyelesaikan pendidikan, ko-as, baru setelah itu dapat izin praktek. Tapi teman sebaya yang memutuskan langsung mencari pekerjaan seperti buruh, akan cepat dewasanya karena tidak perlu pendidikan dan pelatiha formal untuk menunjang karirnya.

Ketika seseorang menemukan pola hidup yang diyakininya dapat memenuhi kebutuhannya, ia akan mengembangkan pola-pola perilaku, sikap dan nilai-nilai yang

cenderung akan menjadi kekhasannya selama sisa hidupnya.


2. Masa Usia Reproduktif

Menjadi orang tua merupakan salah satu peran yang paling penting dalam hidup orang dewasa. Orang yang sudah menikah akan berperan sebagai orang tua ketika berusia antara 20-30 tahun. Jika wanita ingin berkarier sesudah menikah, biasanya ia menunda untuk punya anak sampai usia tiga puluhan. Dengan demikian, bagian dasawarsa terakhir dari masa depan dini merupakan 'usia reproduktif"

3. Masa Bermasalah

Pada tahun-tahun awal masa dewasa, banyak masalah baru yang harus dihadapi. Dalam mengatasi masalah diperlukan penyesuaian diri. Karena masalah yang harus dihadapi orang muda itu rumit, maka berbagai penyesuaian diri tidak akan dilakukan pada waktu yang bersamaan. Pria mengadakan penyesuaian diri terlebih dahulu pada pekerjaan, kemudian baru pada masalah peran sebagai orang tua. Jarang terjadi ketika seseorang berhasil pada pekerjaan dan perkawinan yang terjadi pada waktu yang bersamaan.

Kesulitan penyesuaian diri terhadap masalah disebabkan:

a. Sedikit sekali orang muda yang mempunyai persiapan untuk menghadapi jenis­-jenis masalah yang perlu diatasi sebagai orang dewasa

b. Mencoba menguasai dua atau lebih keterampilan serentak biasanya menyebabkan kedua-duanya kurang berhasil

c. Orang muda tidak memperoleh bantuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah mereka tidak seperti waktu mereka dianggap dewasa.

4. Masa Ketegangan Emosional

Sebagai manusia dalam kelompok usia hampir dewasa pada umumnya mereka masih sekolah dan diambang memasuki dunia pekerjaan orang dewasa. Ketika mereka melihat dunia sebagai menara gading mereka tidak menyukai dan ingin mengubahnya.

Apabila emosi yang menggelora yang merupakan ciri tahun-tahun awal kedewasaan masih tetap kuat pada usia 30-an, hal ini merupakan tanda bahwa penyesuaian diri pada kehidupon orang-orang dewasa belum terlaksana secara memuaskan. Biasanya nampak dalam bentuk kekerasan. Apabila tidak mampu mengatosi masalah dalam hidup, mereka sering merasa terganggu dalam emosional sehingga mereka memikirkan atau mencoba untuk bunuh diri.

5. Masa Keterasingan Sosial

Dengan berakhirnya pendidikan formal, seseorang dalam pola kehidupon orang dewasa seperti karier, perkawinan dan berumah tangga, maka hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya akan renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan kelompok di luar rumah akan terus berkurang.

Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat bersaing, dan hosrat kuat untuk maju dalam karier. Dengan begitu keramahan masa remaja diganti dengan persaingan masyarakat dewasa dan mereka juga harus mencurahkan sebagian besar tenaga mereka untuk pekerjaan mereka, sehingga mereka hanya dapat menyisihkan waktu sedikit untuk sosialisasi yang diperlukan untuk membina hubungan yang akrab. Akibatnya, mereka menjadi egosentris dan ini tentunya menambah kesepian mereka.

6. Masa Komitmen

Sewaktu menjadi dewasa, orang muda mengalami perubahan tanggung jawab dari seorang pelajar yang sepenuhnya tergantung pada orang tua menjadi orang dewasa mandiri, maka mereka menentukan pola hidup baru, memikul tanggung jawab baru dan membuat komitmen-komitmen baru, meskipun pola-pola hidup, tanggung jawab dan komitmen-komitmen baru ini mungkin akan berubah juga, pola-pola ini menjadi landasan yang akan membentuk pola hidup, tanggung jawab dan komitmrn-komitmen di kemudian hari.

7. Masa Ketergantungan

Masih banyak orang dewasa agak tergantung atau bahkan sangat tergantung pada orang lain selama jangka waktu yang berbeda-beda. Ketergantungan ini bisa pada orang tua, lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa, pada pemerintah karena memperoleh pinjamon untuk biaya pendidikan.

Ada orang yang membenci ketergantungan, walaupun mereka sadar mereka membutuhkan pendidikan untuk menunjang karir, atau ada juga mereka mendapatkan bantuan keuangan dari orang tua, dan mereka merasa itu wajar.

8. Masa Perubahan Nilai

Orang dewasa yang menganggap sekolah itu suatu kewajiban yang tidak berguna kini sadar akan pendidikan sebagai sarana untuk meraih keberhasilan sosial, karier, kepuasan kepribadian. Akibatnya banyak yang semula putus sekolah memutuskan untuk belajar kembali menyelesaikon pendidikan mereka.

9. Masa Penyesuaian Cara Kehidupan Baru

Dalam masa dewasa ini gaya kehidupan baru yang paling menonjol di bidang perkawinan maupun peran orang tua diantara penyesuaian diri yang harus dilakukan yang paling umum adalah pola pada peran seks atau dasar persamaan derajat egalitarian (persamaan hak)

10. Masa Kreatif

Orang muda banyak yang bangga karena lain dari yang umum dan tidak menganggap hal ini s sebagai suatu kekurangan. Hal ini disebabkon karena sebagai orang dewasa ia tidak terikat oleh aturan orang tua maupun guru, bentuk kreatifitas yang tampak pada orang dewasa tergantung pada minat dan kemampuan individual, kesempatan mewujudkon keinginan dan kegiatan yang memberikan kepuasan yang sebesar-besarnya.



TUGAS PERKEMBANGAN MASA DEWASA DINI

Mencapai kebebasan (interdependent) emosional, sosial ekonomi, yang dipusatkan pada harapan masyarakat yang mencakup:

1. Mulai Bekerja

2. Memilih pasangan

3. Belajar hidup dengan pasangan

4. Mulai membina keluarga

5. Mengasuh anak

6. Mengelola rumah tangga

7. Menerima tanggung jawab sebagai warga negara

8. Mencari kelompok sosial yang sesuai


Pada hal tertentu yang dapat memudahkan penguasaan tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa dini adalah:

1. Efisiensi Fisik

Puncak efisiensi fisik dicapai pada usia pertengahan dua puluhan. Secara fisik orang mampu menghadapi dan mengatasi masalah-mosolah yang selain sukar juga paling banyak jumlahnya dalam periode ini.

2. Kemampuan Motorik

Dalam belajar mempelajari keterampilan motorik yang baru, orang usia 20-an lebih mampu daripada mereka yang berusia mendekati usia 40-an.

3. Kemampuan Mental

Kemampuan mental yang diperlukan untuk mempelajari dan menyesuaikan diri pada situasi-situasi baru, misalnya mengingat hal-hal yang dulu pernah dipelajari, penalaran analagis, dan berpikir kreatif, mencapai puncak usia 20-an, kemudian sedikit demi sedikit menurun

4. Motivasi

Apabila remaja mencapai usia dewasa secara hukum usia 21 tahun, mereka berkeinginan kuat untuk dianggap sebagai orang dewasa yang mandiri oleh kelompok sosial mereka. Hal ini menjadi motivasi bagi orang-orang muda ini untuk menguasai tugas perkembangan yang diperlukan agar dianggap mandiri.

5. Model Peran

Remaja yang bekerja setelah menamatkan sekolah lanjutan mempunyai model peran untuk diteladani dan akan dicontoh setiap perilakunya.

PERUBAHAN MINAT MASA DEWASA DINI

Karena banyak minat yang terbawa dari masa remaja tidak lagi sesuai dengan peran sebagai orang dewasa, berbagai perubahan pada seluruh bidang minat tidak dapat dihindarkan. Perubahan yang terbesar adalah pengurangan keanekaragaman minat.

Jenis-jenis Minat terbagi Menjadi:

1. Minat Pribadi

Minat pribadi selalu menyangkut seseorang tertentu, antara lain:

· Penampilan

Ketika orang tumbuh menjadi dewasa, pria dan wanita sudah belajar untuk menerima perubahan fisik dan sudah tahu pula memanfaatkannya, menyadari kekurangan dirinya dan menyadari bahwa dia tidak dapat menghapus kekurangan sekalipun dapat memperbaiki penampilannya.

Minat untuk meningkatkan penampilan berkurang ketika berumur menjelang 30-an, ketika ketegangan dalam pekerjaan dan rumah tangga terasa kuat. Namun, minat akan penampilan muncul lagi jika mulai tanda-tanda ketuaan.

· Pakaian dan perhiasan

Perhation terhadap pakaian dan perhiasan tetap berperan kuat dalam masa dewasa dini. Orang mengetahui bahwa penampilan itu penting bagi keberhasilannya di semua bidang kehidupan, sehingga orang sering menghabiskan banyak waktu dan uang untuk pakaian dan perhiasan. Pakaian mungkin hanya nampak sebagai kulitnya saja, namun merupakan faktor penentu dalam reaksi seseorang terhadap orang lain.

· Simbol status

Simbol status adalah tanda-tanda tertentu yang membedakan seseorang dengan orang lain. Bentuknya dapat bermacam-macam, tetapi bagi orang dewasa simbol status ini umumnya berbentuk mobil, rumah dalam lingkungan elite, keanggotaan tim klub, dan harta benda yang mewah.

Jika mobil merupakan simbol status utama bagi remaja, rumah adalah pemilikan yang penting bagi orang dewasa dini.

· Uang

Orang-orang muda lebih tertarik pada uang karena dapat memenuhi kebetuhan saat ini, dari pada fungsi uang untuk hari depan. Berbagai masalah yang ditimbulkan uang berasal dari kurangnya pengetahuan bagaimana memanfaatkan uang secara bijaksana atau karena terbawa kebiasaan sewaktu masih remaja.

· Agama

Biasanya sesudah orang, menjadi dewasa ia telah dapat mengatasi keragu­-raguan di bidang kepercayaan atau agamanya. Setelah menjadi dewasa ia biasanya sudah mempunyai suatu pandangan hidup, yang didasarkan pada agama, yang memberi kepuasan baginya. Atau dapat terjadi bahwa orang meninggalkan agama yang dianut keluarga, karena agama itu tidak memberi kepuasan baginya.


2. Minat Rekreasional

· Berbincang-bincang

Berbincang-bincang dengan mereka yang memiliki minat yang sama merupakan pengisi waktu yang disenangi, baik oleh pria maupun wanita. Kegiatan ini sangat populer di antara wanita yang sudah berkeluarga karena tugas-tugas mereka memaksa mereka tinggal di rumah sepanjang hari. Percakapon dengan dunia luar dilakukan lewat telepon karena mereka juga harus mengawasi anak­-anak mereka yang masih kecil. Pria berbincang-bincang dengan teman-teman mereka di luar rumah, di tempat pekerjaan atau di tempat-tempat pertemuan, di bar atau di tempat rekreasi.

Pada umumnya yang diperbincangkan adalah masalah sehari-hari yang berkaitan dengan keluarga mereka, pekerjaan dan maslaah-masalah sosial. Wanita pada umumnya lebih suka mempergunjingkan teman dan tetangga mereka, sedangkan pria lebih suka membanyol atau mendiskusikan politik.

· Berdansa

Berdansa salah satu bentuk rekreasi yang di senangi para remaja, hanya sekali-kali saja dapat dilakukan oleh apabila mereka sudah dewasa. Hal ini disebabkan karena tanggungjawab keluarga dan pekerjaan yang harus dipikulnyo.

· Olah raga dan permainan

Partisipasi aktif dalam berbagai bentuk olahraga semakin berkurang pada masa kedewasaan, karena keadaan memang kurang memungkinkan dari segi waktu dan dana dibanding dulu semasa mereka masih bersekolah. Partisipasi pasif terhadap olah raga semakin meningkat dengan bertambahnya usia. Permainan strategi yang menuntut ketrampilan dari permainan yang ingin menang, misalnyo bridge, lebih menarik orang dewasa kelas menengah dan atas.

· Menjamu

Budget terbatas dan tanggungjawab keluarga membatasi frekuensi jamu­menjamu antar orang-orang muda. Orang dewasa yang belum berkeluarga pun relatif kurang menjamu dan apabila mereka menjamu biasanya tidak dilakukan di rumah.


· Hobi

Orang-orang muda umumnya tidak punya hobi sebelum keadaan keuangan memberikan waktu cukup untuk kegiatan ini. Namun ada yang justru mempunyai hobi karena pekerjaan mereka membosankan atau mengecewakan dan hobi menjadi semacam kompensasi.

Hobi mencakup antara lain kegiatan seperti masak, berkebun, melukis, menjahit, merajut, merenda, membuat dan mereparasi perabotan, mengambil foto dan mencetaknya, main alat musik, mengumpulkan aneka ragam benda.

· Hiburan seperti:

ü Membaca

Karena banyak tanggungjawab, biasanya dewasa dini suka membaca surat kabar dan majalah.

ü Mendengar musik

Merupakan salah satu cara untuk menghilangkan kebosanan

ü Film

Orang dewasa muda yang belum menikah, suka menonton film dalam rangka pacaran. Tapi, mereka yang sudah menikah jarang bisa menonton seperti dulu karena sudah banyak tanggung jawab yaitu mengasuh anak dan sering berfikir untuk menonton yang bisa mengikutsertakan anak.

ü Radio

Wanita, suka mendengar radia ketika sedang memasak atau mengerjakan kegiatan rumah tangga, dan laki-laki suka mendengar radio ketika dalam perjalanan menuju kantor yang menyajikan hiburan dan berita.

ü Televisi

Menonton TV pada malam hari merupakan kegiatan yang senang dilakukan orang dewasa ketika sudah mempunyai anak. Pria lebih menyukai olah raga dan wanito lebih menyukai film komedi atau telenovela dan sinetron-sinetron

Faktor yang mmpencaruhi rekreasi orang dewasa:

· Kesehatan

Orang muda yang sehat dapat mengikuti rekreasi yang lebih luas. Orang yang sehatpun akan mengurangi rekreasi yang melelahkan apabila mereka sudah setengah baya.

· Waktu

Walau waktu kerja sudah diperpendek dalam seminggu, tapi orang dewasa masih merasa kekurangan waktu dalam melakukan rekreasi karena tanggung jawab rumah tangga dan keluarga, kewajiban terhadap organisasi, atau keharusan mencari pekerjaan tambahan.

· Status perkawinan

Orang muda yang belum menikah mempunyai banyak waktu dan uang untuk mengadakan rekreasi. Tapi, bagi keluarga besar, biasanya melakukan rekreasi di dalam rumah saja seperti menonton atau melakukan permainan yang melibatkan anggota keluarga.

· Status sosio-ekonomi

Orang muda yang golongan menengah mempunyai lebih banyak waktu untuk rekreasi dan banyak mengikuti lebih banyak rekreasi. Biasanya mengambil tempat di rumah.

· Jenis kelamin

Sebagian besar wanita yang berkeluarga, terbatas pada bentuk rekreasi di rumah.

· Penerimaan sosial

Orang dewasa muda yang populer, lebih banyak kesempatan untuk melakukan rekreasi sesudah menamatkan sekolahnya daripada orang yang waktu sekolah kurang populer atau yang bertempat tinggal jauh dari teman sekolahnya.

Orang yang sedang menyelesaikan pendidikan, lebih mempunyai kesempatan untuk rekreasi dibandingkan dengan orang yang sudah menamatkan pendidikannya.

1. Minat Sosial

· Perubahan dalam peran sosial

Keterlibatan dalam kegiatan sosial yang dirasakan begitu penting sewaktu remaja karena nilai prestasinya, terpaksa dikurangi pada masa dewasa dini. Kehidupan sosial mereka umumnya dipusatkan di rumah dan anggota keluarga mengganti peran teman. Peran serta dalam kegiatan sosial di luar rumah meningkat menjelang usia setengah baya yaitu dari pertengahan sampai akhir usia 30-an.

· Perubahan dalam persahabatan

Keinginan untuk populer dan mempunyai banyak teman mulai memudar menjelang akhir masa remaja dan terus memudar pada awal masa dewasa, terutama pada pasangan muda dengan kesibukan mereka yang berorientasi pada tugas dan tanggung jawab keluarga. Oleh sebab itu dewasa tidak banyak temannya tapi hubungan mereka lebih akrab.

· Perubahan dalam kelompok sosial

Keakraban antar teman yang ada pada masa remaja akan berlanjut ke masa dewasa. Orang dewasa muda pada umumnya mempunyai kelompok teman akrab atau teman yang dapat dipercaya yang jumlahnya kecil. Bisanya mereka adalah teman lama, kecuali keadaan sudah berubah yang membuat mereka tidak cocok lagi dengan teman lamanya.

Pada usia akhir 30-an atau pertengahan 40-an mereka mempunyai banyak teman. Karena minat mereka umumnya sudah stabil pada masa itu, mereka kurang berminat berganti teman. Ini mengakibatkan suatu hubungan yang erat dengan kelompok sosial.

· Perubahan nilai popularitas

Popularitas kurang penting bagi orang yang mendekati usia madya. Beberapa teman yang cocok lebih bernilai daripada kelompok besar yang kurang serasi atau yang kurang akrab.

· Perubahan dalam status kepemimpinan.


PERKEMBANGAN FISIK MASA DEWASA DINI

· Merupakan puncak kemampuan fisik dan juga awal penurunan kemampuan fisik

· Puncak kemampuan fisik dapat dilihat pada para atlet

· Sekitar usia 21, sebagian besar fungsi fisik telah berkembang sempurna.

Sebagian besar perasaan tajam, penglihatan sempurna, ketahanan terhadap rasa sakit dan temperatur. Tapi dapat terjadi penurunan kemampuan dengan secara gradual, terutama pada individu yang sering berada di lingkungan bising.

· Penurunan kemampuan fisik terkait dengan kesehatan, gaya hidup, kebisaan merokok, minum-minuman keras, penggunaan obat-obatan terlarang.

· Kesehatan dan gaya hidup yang baik di masa dewasa dini adalah awal kepuasan hidup pada masa tua.

· Terdapat beberapa hal yang menjadi indirect effect terhadap kesehatan seperti income, pendidikan dan etnik.

· Gender juga terkait dengan status kesehatan. Penyakit perempuan (penyakit sistem reproduksi, kanker payudara). Penyakit laki-laki (kanker prostat). Beberapa penyakit lain tampak lebih menonjol pada salah satu gender, misal perempuan (eating disorder, artritis, osteoporosis) dan pada laki-laki (kanker paru-paru).

· Angka harapan hidup perempuan lebih tinggi daripada laki-laki karena adanya genetic protection ( kromosom X dan efek menguntungkan dari hormon estrogen terhadap kesehatan cardiovascular).

· Perempuan lebih sering sakit, pergi ke dokter dan minum obat dibandingkon laki­laki. Juga lebih sering dirawat di rumah sakit (terutama karena operasi yang berkaitan dengan sistem reproduksi). Tetapi, jika laki-laki dirawat di rumah sakit, bisanya waktu lebih lama daripada perempuan dan masalah kesehatan mereka jauh lebih kronis dan mengancam kehidupan.

· Perempuan lebih banyak tahu tentang kesehatan, berpikir dan melakukan sesuatu untuk mencegah sakit, memiliki kesadaran lebih tinggi tentang simptom, dan lebih banyak membicarakan kekhawatiran mereka tentang kondisi kesehatan. Sedangkan laki-laki memandang bahwa sakit merupakan kondisi yang tidak "maskulin" sehingga mereka tidak mengakui jika berada dalam kondisi tidak sehat.

Bahaya Fisik

Bahaya fisik yang paling penting dan yang paling umum pada masa dewasa dini adalah bentuk fisik dan penampilan yang kurang menarik yang mempersulit penyesuaion diri pribadi dengan kehidupan sosial.


PERKEMBANGAN KOGNITIF DEWASA DINI

· Tahap Formal operational (Piaget)

· Pada awal kuliah pola berpikir rigid, tapi setelah tahu berbagai ide dan pengetahuan baru, mereka sadar ada banyak cara pandang, sehingga dapat melihat bahwa pengetahuan dan nilai bersifat relatif. Tiap lingkungan dan individu memiliki sistem nilai berbeda. Sehingga mereka mencapai comment within relativism (membuat judgement dan memilih belief dan value meskipun tidak betul-­betul yakin serta membuka peluang bagi kemungkinan lain yang lebih valid.

· Cara berpikir ini disebut sebagai postformal thought, dengan ciri-ciri:

ü Shifting gears

Mampu memindahkon pemikiran abstrak kepada pemikiran praktis dalam kehidupan nyata (di atas kertas menang, tapi belum tentu kenyataannya)

ü Multiple causality, multiple solutions

Kesadaran bahwa pada umumnya munculnya masalah disebabkan banyak hal dan juga memiliki banyak solusi, serta beberapa solusi lebih dapat memecahkan masalah dibandingkon solusi lainnya.

ü Pragmatism

Kemampuan untuk memilih yang terbaik dari beberapa solusi dan memiliki kriteria untuk memilih solusi.

ü Awareness of paradax

Kesadaran bahwa masalah atau solusi memiliki inherent conflict (melakukan hal ini akan memberikan apa yang ia inginkan, tapi hanya akan membuatnya tidak bahagia pada akhirnya).

PENDIDIKAN MASA DEWASA DINI

* Lulus SMA, melanjutkan kursus, D3, S1, S2

* Tahun 1970, jumlah perempuan yang ikut pendidikan tinggi hanya sedikit. Tapi saat ini terjadi peningkatan jumlah perempuan berpendidikan tinggi

* Pilihan bidang pendidikan perempuan masih cenderung di bidang 'feminin” (ekonomi, pendidikan, sastra, psikolagi), sedangkon laki-laki pada bidang teknik.

* Drop-out dari pendidikan tinggi dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti menikah, bekerja, ticlok puns pada pilihan bidang pendidikan, bekerjo, tidak puns pada pilihan bidang pendidikan, prestasi yang rendah.


PENYESUAIAN PERAN SEKS PADA DEWASA DINI

Wanita sulit untuk memainkan peran lain yang lebih memuaskan karna adanya peran seks tradisional.

Banyak gadis remaja ingin berperan sebagai seorang ibu dan istri yang baik kalau mereka dewasa nanti. Tapi, setelah dewasa, mereka tidak mau menjadi istri atau ibu sesuai pengertian tradisional, yaitu tunduk kepada suami, mengabdikan sebagian besar waktu untuk tugas kerumahtanggaan, dan hanya memiliki sedikit minat dan kegiaton luar.

Banyak wanita muda mengharapkan perkawinan atas dasar hak. Hal ini bukan didasarkan atas impian belaka, tapi berdasarkan kesadaran bahwa telah terjadi perubahan yang mencolok dalam pola kehidupan orang dewasa. Sebagai contoh, para isteri sering bekerja sompai suaminya menyelesaikan studinya atau telah mapan dalam suatu bisnis atau mereka cari kerja agar mereka memperoleh berbagai mocam lambang status yang diinginkan yang tidak dapat dibeli andaikan istri tidak ikut bekerja. Yang paling penting dari semuanya itu adalah para wanita muda sadar akan hilangnya "standar ganda" tidak hanya dalam perilaku seksual dan moral saja, tapi juga dalam kohidupan sosial, bisnis dan profesi.

Konsep Peron Seks dewasa

1. Konsep Tradisional

Pola perilaku tertentu tidak memperhitungkan minat dan kemampuan perorangan. Menekankan superioritas maskulin dan tidak dapat mentolerir setiap sifat yang memberi kesan kewanitaan atau pekerjaan yang dianggap 'pekerjaan wanita".

Pria:

Di luar rumah pria menduduki posisi yang berwewenong dan berprestise dalam masyarakat dan dunia bisnis. Di rumah ia pencari nafkah, pembuot keputusan, penasehat, dan tokoh yang mendisiplinkon anak-anak, dan model maskulinitas bagi putera-puteranya.

Wanita:

Baik di rumah maupun di luar, peran wanita beorientasi pada orang lain. Maksudnya, wanita mendapatkon kepuasaan lewat pengabdian pada orang lain. Ia tidak diharapkan bekerja di luar rumah, kecuali ketika keadaan finansial memaksanya, dan apabila ini terjadi ia melakukan pekerjaan di bidang, pelayanan seperti sebagai perawat, guru atau sekretaris.

2. Konsep Egalitarian (Persamaan Derajat)

Menekankan individualitas dan persamaan derajat antara pria dan wanita. Suatu peran harus mendatangkan kepuason pribadi dan tidak dinyatakan cocok hanya bagi jenis kelamin tertentu saja.

Pria:

Di rumah maupun di luar rumah pria bekerja sama dengan wanita sebagai rekan. Ia tidak merasa "dijajah isteri" apabila ia memperlakukan istrinya sebagai rekan yang sederajat. Begitu pula ia tidak merasa malu jika isterinya mempunyai pekerjaan yang lebih berprestise atau berpenghasilan lebih besar dari dia.

Wanita:

Di rumah maupun di luarnya wanita mendapatkan kesempatan untuk mengaktualisasikan potensinya. Ia tidak merasa bersalah apabila ia memanfaatkan kemampuannya untuk kepuasan dirinya meskipun ini berarti ia harus mengupah orang lain untuk mengatur rumah tangga dan mengasuh anak.

1 komentar: