Rabu, 01 April 2009

Psikologi Perkembangan II

Isna Asyri Syahrina, S. Psi

Silabus

MINGGU I

Perkembangan masa pra-sekolah

(Early Childhood)

üPerkembangan fisik motorik
üPerkembangan Kognitif
üPerkembangan Sosioemosional
üPerkembangan Kepribadian
üPerkembangan moral

MINGGU II

Perkembangan usia sekolah

(middle childhood)

*Usia kematangan sekolah
*Perkembangan fisik
*Perkembangan mental
*Perkembangan konsep
*Kesulitan belajar dan jenis-jenisnya
*Perkembangan kepribadian dan sosial

MINGGU III

Perkembangan masa remaja (adolescence)

vPeralihan pada masa remaja
vTugas perkembangan masa remaja
vPerkembangan kognitif
vProblem-problem masa remaja

MINGGU IV

Perkembangan masa dewasa awal (early adulthood)

Perubahan masa remaja ke dewasa

Perkembangan fisik

Seksualitas

Perkembangan kognitif

Karier dan pekerjaan

Perkembangan sosiomotorik

MINGGU V

Perkembangan usia tengah baya (middle adulthood

* Perkembangan fisik
* Perkembangan intelektual
* Perkembangan kepribadian

dan sosial

MINGGU VI

Perkembangan usia lanjut (late adulthood)

o Perkembangan fisik
o Perkembangan kognitif
o Perkembangan sosioemosional

MINGGU VII

Ujian

Tengah

Semester

MINGGU VIII

Teori-teori perkembangan

Prinsip-prinsip perkembangan

Teori-teori psikologi perkembangan

MINGGU IX

Teori perkembangan menurut psikoanalisis

Teori Freud

MINGGU X

Teori perkembangan menurut psikoanalisis

Teori Erikson

MINGGU XI

Teori kognitif Piaget

vKonsep-konsep dasar perkembangan kognitif
vaspek-aspek perkembangan kognitif
vTahap perkembangan kognitif

MINGGU XII

Teori perkembangan moral Kohlberg

Pengertian moralitas

Tahap-tahap perkembangan moral

MINGGU XIII

Teori belajar sosial

Sejarah teori belajar sosial

Pengertian belajar sosial

Teori operant conditioning

DAFTAR PUSTAKA

Santrock, JW. Life-span Development. Jilid 2. Medison : Brown & Benchmark.1997

Hurlock, Psikologi Perkembangan suatu Pendekatan sepanjang rentang kehidupan

Monks, Siti Rahayu Haditono, Psikologi Perkembangan Pengantar dalam berbagai bagiannya, 2004, Yogyakarta: Gadjahmada University Press



Kontrak Perkuliahan

Tata Tertib

1.Tidak dibenarkan memakai kaos oblong sandal dan rambut gondrong

2. Selama perkuliahan berlangsung tidak dibenarkan merokok, makan atau mengunyah permen karet

3. Daftar hadir ditandatangani sendiri (tidak dibenarkan mengisi daftar hadir orang lain)

4. Tidah dibenarkan mengaktifkan HP selama perkuliahan berlangsung

5. Keterlambatan kehadiran hanya dapat ditolerir selama 15 menit pertama dan setelah itu dianggap tidak hadir


Penilaian

Prosentase penilaian Akhir

a.Tugas : 10 %
b.Quiz : 10 %
c.UTS : 30 %
d.UAS : 50 %

Batas Penilaian Akhir

80-100 : A

65-79 : B

55-64 : C

40-54 : D

0-39 : E

Baca Doa sebelum dan setelah selesai belajar

Kelas pagi, baca Asmaul Husna


lPerkembangan Anak Pra-sekolah (Early Childhood)
lPerkembangan Jasmani dan Psikomotorik

Pada Gestaltwandel pertama, terlihat bahwa badan anak bagian atas lebih lamban berkembangnya daripada badan bagian bawah. Anggota-anggota badan masih relatif pendek, kepala relatif besar, perutnya masih besar dan ada gigi susu

l

Pada usia 6 tahun keseimbangan badannya relatif berkembang baik, anak makin dapat menjaga keseimbangan badannya (paling senang berjalan di atas dinding, pagar, dsb). Penguasaan badan seperti membungkuk, melakukan macam-macam latihan senam dan aktivitas olah raga berkembang dalam masa ini.

Koordinasi antara mata dengan tangan juga berkembang (visio-motorik) yang dibutuhkan untuk membidik, menyepak, melempar dan menangkap

l

Aspek-aspek pokok perkembangan Fisik

Tinggi

Pertambahan tinggi badan setiap tahunnya rata-rata tiga inci. Pada usia 6 tahun tinggi anak rata-rata 46,6 inci

Berat

Pertambahan berat badan setiap tahunnya rata-rata 3 sampai 5 pon. Pada usia 6 tahun berat anak harus kurang lebih 7 kali berat pada waktu lahir. Anak perempuan rata-rata beratnya 48,5 pon dan anak laki-laki 49 pon

lPerbandingan tubuh

Wajah lebih kecil, tetapi dagu tampak lebih jelas dan leher agak memanjang. Gumpalan pada bagian-bagian tubuh berangsur-angsur angsur berkurang dan tubuh cenderung berbentuk kerucut, dengan perut yang rata (tidak buncit), dada yang lebih bidang dan rata, dan bahu lebih luas dan lebih persegi. Lengan dan kaki lebih panjang dan lebih lurus. Tangan dan kaki tumbuh lebih besar

lPostur tubuh

Perbedaan bentuk tubuh jelas. Ada yang endomorf (gemuk lembek), berotot (mesomorf) dan relatif kurus (ektomorf)

lTulang dan otot

Tingkat pengerasan otot bervariasi pada bagian-bagian tubuh mengikuti hukum perkembangan arah. Otot menjadi lebih besar , lebih kuat dan lebih berat, sehingga anak tampak lebih kurus meskipun beratnya bertambah

lLemak

Anak-anak yang cenderung bertubuh endomorf lebih banyak jaringan lemaknya daripada jaringan otot. Yang cenderung mesomorf, mempunyai jaringan otot yang lebih banyak daripada jaringan lemak, dan yang bertubuh ektomorf mempunyai otot-otot kecil dan sedikit jaringan lemak

lGigi

Selama 4 sampai 6 bulan pertama masa kanak-kanak, 4 gigi bayi yang terakhir, -geraham belakangmuncul. Selama setengah tahun terakhir, gigi bayi mulai tanggal digantikan gigi tetap. Yang mula-mula lepas adalah gigi bayi yang pertama kali tumbuh yaitu gigi seri tengah. Bila masa awal kanak-kanak berakhir, pada umumnya bayi memiliki satu atau dua gigi tetap di depan dan beberapa celah di mana gigi tetap akan muncul.


Perkembangan Kognitif

Dunia kognitif anak-anak pra sekolah ialah kreatif, bebas dan penuh imajinasi. Di dalam seni mereka, matahari kadang-kadang berwarna hijau, dan langit berwarna kuning, mobil mengambang di awan. Imajinasi anak terus bekerja dan daya serap mental mereka tentang dunia makin meningkat.

lTahap pemikiran praoperasional piaget

Tahap praoperasional kira-kira anak mulai umur 2 tahun – 7 tahun

Pada tahap ini konsep yang stabil mulai dibentuk, penalaran mental muncul, egosentrisme mulai kuat dan kemudian lemah, serta pemikiran terhadap hal yang magis terbentuk.

Pemikiran praoperasional merupakan awal kemampuan untuk merekonstruksi pada tingkat pemikiran apa yang telah dilakukan pada perilaku

Pemikiran praoperasional juga mencakup peralihan penggunaan simbol dari yang primitif kepada yang lebih canggih.

Pemikiran praoperasional dapat dibagi ke dalam 2 subtahap yaitu subtahap fungsi simbolis dan subtahap fungsi intuitif

lSubtahap fungsi simbolis

Subtahap pertama pemikiran praoperasional yang terjadi kira-kira antara usia 2 hingga 4 tahun.

Pada subtahap ini anak mengembangkan kemampuan untuk membayangkan secara mental suatu objek yang tidak ada.

Kemampuan untuk berpikir secara simbolis itu disebut fungsi simbolis.

l

Kemampuan tersebut mengembangkan secara cepat dunia mental anak. Anak-anak kecil menggunakan desain coret-coret untuk menggambarkan manusia, rumah, mobil, awan, dan lain-lain

Anak kecil tidak memperdulikan realita, gambar-gambar mereka penuh khayal dan penuh daya cipta. Matahari biru, langit kuning, .

lSubtahap pemikiran intuitif

Tahap ini terjadi kira-kira usia 4 sampai 7 tahun. Pada subtahap ini anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin tahu jawaban atas semua bentuk pertanyaan.

Piaget menyebut periode ini intuitif karena anak-anak berusia muda tampaknya begitu yakin tentang pengetahuan dan pemahaman mereka tetapi belum begitu sadar bagaimana mereka tahu apa yang mereka ketahui itu. Maksudnya mereka mengatakan mengetahui sesuatu, tetapi mengetahuinya tanpa menggunakan pemikiran rasional

l
lPerkembangan Sosioemosional

Perbedaan keluarga dan pengasuhan
Anak-anak
tumbuh dalam keluarga yang berbeda-beda. Sebagian anak tinggal dalam keluarga yang belum pernah mengalami perceraian, sebagian tinggal dalam keluarga orang tua tunggal, sebagian lain tinggal dalam keluarga tiri. Beberapa anak tinggal dalam kemiskinan, anak-anak lain hidup dalam keluarga yang beruntung secara ekonomi.

l

Gaya Pengasuhan

1.Pengasuhan otoriter (Authoritarian parenting), yaitu suatu gaya membatasi dan menghukum yang menuntut anak untuk mengikuti perintah-perintah orang tua dan menghormati pekerjaan dan usaha. Orang tua yang otoriter menetapkan batas-batas yang tegas dan tidak memberi peluang yang besar kepada anak-anak untuk berbicara (bermusyawarah)

Anak Belajar dari Kehidupannya

(By: Dorothy Law Nolte)

Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi

Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri

Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri

Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri

Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri

Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai

Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan

Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan

Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya

Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan

l

2. Pengasuhan otoritatif (authoritative parenting), mendorong anak-anak agar mandiri tetapi masih menetapkan batas-batas dan pengendalian atas tindakan-tindakan mereka. Orang tua memperlihatkan kehangatan serta kasih sayang kepada anak.

l
3. Pengasuhan Permisif

Permisive indifferent

Suatu gaya di mana orang tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak

Permisive indulgent

Suatu gaya pengasuhan di mana orang tua sangat terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka tetapi menetapkan sedikit batas atau kendali terhadap mereka

lPola sosialisasi awal

Permainan (play)

Suatu kegiatan yang menyenangkan yang dilaksanakan untuk kepentingan kegiatan itu sendiri

lFungsi Permainan

Permainan esensial bagi kesehatan anak-anak kecil. Permainan bahkan menjadi krusial karena meningkatkan afiliasi dengan teman sebaya, mengurangi tekanan, meningkatkan perkembangan kognitif, meningkatkan daya jelajah. Permainan meningkatkan kemungkinan bahwa anak-anak akan berbicara dan berinteraksi dengan satu sama lain. Selama sosialisasi ini anak-anak mempraktekkan peran-peran yang mereka akan laksanakan dalam hidup masa depannya.

l

Mildred Parten mengembangkan suatu klasifikasi perluasan permainan anak. Parten mengkategorikan permainan sebagai berikut:


1.Unoccupied play

Terjadi ketika anak tidak terlibat dalam permainan seperti anak-anak lain umumnya, tetapi mungkin berdiri di suatu titik, memandang ke sekitar ruangan atau melakukan gerakan- gerakan acak yang nampaknya tidak memiliki suatu tujuan.

l
2. Solitary play

Terjadi ketika anak bermain sendirian dan mandiri dari orang lain. Anak nampaknya asik sendiri dan tidak banyak perduli terhadap apapun yang sedang terjadi. Anak berusia 2 dan 3 tahun lebih sering terlibat dalam solitary play daripada anak-anak prasekolah yang lebih tua

l3. Onlooker play

Terjadi ketika anak menonton orang lain bermain. Anak dapat berbicara dengan anak-anak lain dan menanyakan pertanyaan tetapi tidak masuk ke dalam perilaku permainan mereka. Minat aktif anak pada permainan anak-anak lain membedakan onlooker play dari unoccupied play.

l4. Parallel Play

Anak bermain terpisah dari anak-anak lain, tetapi menggunakan mainan-mainan yang sama seperti yang digunakan oleh anak-anak lain atau dengan cara meniru cara mereka bermain.

l5. Associative Play

Permainan melibatkan interaksi sosial dengan sedikit organisasi atau tanpa organisasi.

Anak cenderung lebih tertarik dengan satu sama lain daripada dengan permainan yang sedang mereka lakukan. Meminjam atau meminjamkan mainan dan mengikuti atau mengajak anak-anak lain antri adalah contoh associative play

l6. Cooperative Play

Meliputi interaksi sosial di dalam suatu kelompok yang memiliki suatu rasa identitas kelompok dan kegiatan yang terorganisasi. Permainan-permainan, persaingan-persaingan formal anak-anak ditujukan untuk memenangkan. Contoh: kelompok yang dibentuk oleh guru untuk melakukan tugas-tugas secara bersama.


lJenis Permainan
1.Permainan sensori motor/praktis
2.Permainan pura-pura/simbolis
3.Permainan sosial
4.Permainan konstruktif
5.Games

lPermainan sensori motor/praktis (Sensorimotor Play)

Perilaku yang diperlihatkan untuk memperoleh kenikmatan dari melatih perkembangan (skema) sensorimotor.

lPermainan pura-pura/simbolis (pretenselsymbolic play)

Anak mentranformasikan lingkungan fisik ke dalam suatu simbol.

Anak-anak meningkatkan penggunaan benda-benda di dalam permainan simbolis mereka, belajar mentranformasikan benda-benda-dengan menggantikan benda itu dengan benda lain dan memperlakukan benda tersebut seperti benda yang digantikannya.

l

Ada 3 unsur yang terdapat dalam permainan pura-pura, yaitu:

1.Alat-alat
2.Alur cerita
3.Peran
lPermainan Sosial (Social Play)

Permainan yang melibatkan interaksi sosial dengan teman-teman sebaya. Selain permainan sosial dengan teman-teman sebaya dan permainan kelompok pura-pura, bentuk lainnya adalah permainan yang kasar dan kacau (berlari, mengejar, bergulat, melompat, terjatuh, memukul) tetapi dalam permainan kasar dan kacau perilaku ini diikuti oleh tanda-tanda seperti tertawa, gerakan yang dilebih-lebihkan dan tangan terbuka.

lPermainan Konstruktif (Constructive Play)

Mengkombinasikan kegiatan sensorimotor/praktis yang berulang dengan representasi gagasan-gagasan simbolis.

Permainan ini terjadi ketika anak-anak melibatkan diri dalam suatu kreasi atau konstruksi suatu produk atau suatu pemecahan masalah ciptaan sendiri. Misalnya menggambar kerangka rumah atau orang.

lGames

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kenikmatan yang melibatkan aturan dan seringkali kompetisi dengan satu orang atau lebih.

lPenggolongan Teman

1. Rekan: Orang yang memuaskan kebutuhan akan teman dengan berada dalam lingkungan yang sama di mana ia dapat dilihat dan didengar.

2. Teman bermain

3. Teman baik

lTeman sebaya

Teman sebaya (peers) adalah anak-anak yang tingkat usia dan kematangan kurang lebih sama.

Fungsi kelompok teman sebaya

ü Menyediakan suatu sumber informasi dan perbandingan tentang dunia di luar keluarga
üMenerima umpan balik tentang kemampuan mereka
ü lPerkembangan Emosi

Saat ini merupakan saat ketidakseimbangan karena anak-anak mudah terbawa ledakan-ledakan emosional sehingga sulit dibimbing dan diarahkan.

Emosi yang tinggi kebanyakan disebabkan masalah psikologis daripada masalah fisiologis. Orang tua hanya memperbolehkan anak melakukan beberapa hal, padahal anak merasa mampu melakukan lebih banyak lagi dan ia cenderung menolak larangan orang tua.

lPola Emosi yang umum
lAmarah
lTakut
lCemburu
lIngin Tahu
lIri hati
lGembira
lSedih
lKasih sayang
lPerkembangan Moral

Moral Development berkaitan dengan aturan dan konvensi tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain.

Para ahli perkembangan menguji 3 bidang yang berbeda:

1.Penalaran atau berpikir tentang aturan-aturan untuk perilaku etis.
2.Perilaku moral
3.Merasakan hal-hal moral










Tidak ada komentar:

Posting Komentar