(middle childhood)
Usia kematangan sekolah
Sejak lama kriteria bagi anak untuk dapat diterima di sekolah dasar adalah kematangan. Di Indonesia kriteria umur masih memegang peranan penting. Anak baru bisa diterima bila ia sudah mencapai umur 7 tahun.
Kriteria umur mencakup kriteria lain yang berhubungan dengan kematangan:
Mempelajari membaca dan menulis pada anak sebelum waktunya memiliki segi negatif. Di samping belum berkembangnya motorik halus dengan baik, mempelajari sesuatu pada anak sebelum waktunya mengandung kelemahan karena:
Tes yang dikembangkan untuk kematangan sekolah adalah tes NST (Nijmeegse schoolbekwaamheids Test). Tes ini dilengkapi dengan sebuah daftar pertanyaan untuk orang tua dan daftar pertanyaan untuk guru TK. Daftar pertanyaan ini berhubungan dengan 3 aspek tingkah laku, yaitu penyesuaian sosial (S), Kemampuan kerja (W) dan sikap mandiri (Z). Masing-masing diungkap dengan 7 buah pertanyaan.
Penggunaan NST di Indonesia dari ketiga kriteria tersebut, ditemukan bahwa sikap mandiri memperoleh skor yang paling rendah
Perubahan-perubahan tubuh
Pada periode ini pertumbuhan lambat dan konsisten. Masa ini merupakan periode tenang sebelum pertumbuhan yang cepat menjelang masa remaja.
Aspek penting perubahan tubuh di dalam periode perkembangan adalah aspek-aspek yang berkaitan dengan sistem rangka, sistem otot dan keterampilan motorik
Selama tahun-tahun sekolah dasar, anak-anak bertumbuh rata-rata 5 hingga 7,6 cm setahun, sehingga pada usia 11 tahun tinggi rata-rata anak perempuan 147 cm dan tinggi rata-rata anak laki-laki 146 cm. Kaki menjadi lebih panjang dan tubuh lebih kurus. Selama tahun-tahun pertengahan dan akhir masa anak-anak, berat anak bertambah rata-rata 2,3 hingga 3,2 kg pertahun. Berat bertambah terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka dan otot.
Pada masa ini perkembangan motorik anak menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi.
Belajar bermain olahraga, berlari, memanjat, melompati tali, berenang, bersepeda dan meluncur. Keterampilan ini merupakan sumber kenikmatan dan prestasi yang besar bagi anak.
Pada keterampilan motorik kasar yang meliputi kegiatan otot besar, anak laki-laki biasanya lebih cekatan dari pada anak perempuan
Anak-anak usia 7 tahun lebih menyukai pensil daripada krayon untuk melukis, dan semakin jarang menulis huruf terbalik. Tulisan menjadi lebih kecil.
Dari usia 8 – 10 tahun tangan dapat digunakan dengan bebas secara mudah dan tepat. Koordinasi motorik halus berkembang di mana anak-anak sudah dapat menulis huruf satu persatu.
Usia 10 hingga 12 tahun anak mulai memperlihatkan keterampilan menyerupai kemampuan orang dewasa.
Gerakan-gerakan mulai kompleks, rumit dan cepat yang diperlukan untuk menghasilkan karya kerajinan yang bermutu, atau memainkan instrumen musik. Anak perempuan biasanya melampaui anak laki-laki dalam keterampilan ini
Pemikiran operasional kongkrit (concrete operational thought) terdiri dari operasi-operasi –tindakan-tindakan mental yang memungkinkan anak secara mental apa yang telah dilakukan sebelumnya secara fisik.
Relasi teman sebaya
Anak-anak meluangkan waktunya 40 % untuk berinteraksi dengan teman sebaya pada usia 7 sampai 11 tahun.
Olah raga kelompok merupakan 45 % dari kegiatan anak laki-laki, tetapi hanya 26 % dari kegiatan anak perempuan.
Permainan umum yang biasa dilakukan oleh kedua jenis kelamin, jalan-jalan dan bersosialisasi.
Anak-anak yang memberi paling banyak bantuan kepada teman-temannya, anak yang mendengarkan dengan baik anak-anak lain, menjadi diri sendiri, gembira, antusiasme (semangat) dan perhatian pada orang lain, percaya diri dan tidak sombong memrupakan ciri-ciri yang membantu anak-anak dalam pencarian popularitas di antara teman sebaya (Hartup, 1983)
Pakar psikologi perkembangan membedakan 2 tipe anak yang tidak populer yaitu anak yang diabaikan dan anak yang ditolak.
Anak yang diabaikan (neglect children) menerima sedikit perhatian dari teman-teman sebaya mereka. Tetapi tidak berarti mereka tidak disukai oleh teman-teman sebaya.
Anak yang ditolak (Reject Children) adalah anak yang tidak disukai teman sebaya . Mereka cenderung lebih bersifat mengganggu dan agresif dibandingkan anak-anak yang diabaikan.
Menurut Kohlberg perkembangan moral pada masa ini adalah moralitas konvensional atau moralitas dari aturan-aturan dan penyesuaian konvensional.
Dalam tahap pertama pada tingkat ini disebutkan kohlberg sebagai moralitas anak baik, anak mengikuti aturan untuk mengambil hati orang lain dan untuk mempertahankan hubungan-hubungan yang baik
Dalam tahap kedua kalau kelompok sosial menerima peraturan-peraturan yang sesuai bagi semua anggota kelompok, ia harus menyesuaikan diri dengan peraturan untuk menghindari penolakan kelompok dan celaan
Kode moral berkembang dari konsep-konsep moral yang umum. Pada saat ini, kode moral sangat dipengaruhi oleh standar moral dari kelompok di mana anak mengidentifikasikan diri.
Disiplin berperan penting dalam perkembangan kode moral. Meskipun anak memerlukan disiplin, disiplin merupakan hal yang serius bagi anak yang lebih besar. Penggunaan secara kontiniu teknik-teknik disiplin yang ternyata efektif ketika anak masih kecil cenderung menyebabkan kebencian pada anak yang lebih besar. Disiplin harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan.
Jenis disiplin biasanya memainkan peran yang penting dalam perkembangan suara hati. Istilah suara hati berarti suatu reaksi khawatir yang terkondisi terhadap situasi dan tindakan tertentu yang telah dilakukan dengan jalan menghubungkan perbuatan tertentu dengan hukuman.
Suara hati merupakan “polisi yang diinternalisasikan” , yang mendorong anak untuk melakukan yang benar dan menghindari hukuman.
Rasa bersalah merupakan penilaian diri yang terjadi bila individu mengakui bahwa perilakunya bertentangan dengan nilai moral tertentu yang wajib diikuti.
Rasa malu adalah reaksi emosional yang tidak menyenangkan dari individu terhadap penilaian negatif orang lain, baik yang merupakan dugaan maupun yang benar-benar terjadi, yang mengakibatkan individu mencela diri sendiri berhadapan dengan kelompok
Rasa malu hanya bergantung pada sanksi eksternal meskipun dapat diiringi oleh rasa bersalah. Sebaliknya rasa bersalah bergantung baik pada sanksi eksternal maupun internal
Setelah anak masuk sekolah, banyak permasalahan yang timbul dalam diri si anak yang dihadapinya. Ada berbagai macam hambatan perkembangan yang dapat dikelompokkan atas:
5. Attention Dificit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Problem behavior termasuk hambatan perkembangan yang cukup ringan namun tetap saja membutuhkan orang lain untuk membantu perkembangan individu tersebut.
Malajustment dilakukan secara sadar tapi individu tidak memikirkan akibatnya.
Beberapa kategori anak yang mengalami ADHD adalah:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar